Mohon tunggu...
Dede Sulastri
Dede Sulastri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia. Tertarik dalam dunia pendidikan dan jurnalistik.

Selanjutnya

Tutup

Book

Atomic Habits: Sebuah Pesan dalam Buku Karya James Clear

25 Agustus 2022   11:31 Diperbarui: 25 Agustus 2022   11:34 2248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : david-pranata.com

James Clear, merupakan salah satu penulis kelahiran Amerika yang terkenal lewat bukunya yang berjudul Atomic Habits : An Easy & Proven Way to Build Good Habits & Break Bad Ones. Bukunya laris di pasaran hingga diterjemahkan dalam berbagai bahasa salah satunya Bahasa Indonesia. Secara garis besar, buku ini menjabarkan langkah dan kiat memulai kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari. Penulis merangkum beberapa pesan dalam buku tersebut yang mungkin membantu membuka cakrawala berfikirmu tentang kehidupan ini:

  • Satu persen lebih baik setiap hari. Dalam bukunya, james menyebutkan bahwa melakukan kebaikan sekecil apapun akan berdampak besar suatu hari nanti. Jadi, lakukanlah meski itu hal kecil
  • Satu kemenangan kecil atau satu kemunduran remeh dapat terakumulasi menjadi lebih besar. Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, bahwa yang terpenting dalam melakukan satu hal atau kebiasaan adalah konsistensi.
  • Sukses adalah produk kebiasaan sehari-hari, bukan transformasi yang hanya sekali seumur hidup Kita mungkin berharap kesuksesan datang secara instran, namun sesungguhnya adalah buah dan kumpulan dari kesuksesan & kegagalan kecil yang terakumulasi menjadi kesuksesan sesungguhnya. Manusia mengalami evolusi makro diri secara bertahap
  • Masalah seringkali timbul karena terlalu memikirkan sasaran dan lupa merancang sistem (fokus pada hasil sehingga lupa pada aksi atau kebiasaan)
  • Tidak ada kebiasaan baik atau buruk, yang ada adalah kebiasaan efektif dalam memecahkan masalah. Tujuan akhir dari kebiasaan adalah memecahkan masalah dengan energi atau upaya seminimal mungkin dan pada hakikatnya seseorang jauh lebih hebat dari apa yang disadarinya
  • Tekad akan kalah oleh pengaruh lingkungan. Tekad atau kendali sesungguhnya bersifat jangka pendek karena sukses dipengaruhi oleh lingkungan
  • Manusia lebih mudah menghindari distraksi daripada melawannya. Kebiasan buruk harus dihindari, bukan dilawan, serta bersifat autokatalis (ada aksi dan reaksi). Jika kamu mengira suatu hal dapat membebaskan kamu dari masalah itu adalah kebohongan karena hal tersebut tidak memberimu solusi justru menambah masalah itu sendiri
  • Cara efektif menikmati kebiasaan sulit adalah memandang beban menjadi kesempatan
  • Manusia cenderung terlalu berfokus memikirkan cara terbaik atau jalan pintas sehingga tidak sampai tahap aksi yang berakhir dengan menunda kegagalan dan potensi meraih keberhasilan Maka, hal yang membuat kebiasaan baik bertahan adalah merasa berhasil bahkan jika itu kesuksesan kecil (pentingnya apresiasi) hal tersebut membuat usaha tersebut terbayar dan layak diperjuangkan.
  • Kebiasaan baik perlu dinikmati agar berumur panjang atau bertahan. Seseorang yang sadar dirinya sedang berprogres cenderung lebih maju dan bermotivasi
  • Semakin seseorang menguasai suatu keterampilan khusus semakin sulit bagi orang lain bersaing dengan kita. Hal ini juga berlaku pada hukum makin mahal suatu kesalahan maka makin cepat seseorang belajar dari kesalahan tersebut
  • Seseorang harus menjalani trial and error untuk mengetahui keterampilannya.   Kegagalan harus diundang dan dicoba atau dijemput. Maka dari itu, bekerja keraslah padahal hal-hal yang ternyata mudah (by fashion)
  • Ancaman terbesar dari kesuksesan bukanlah kegagalan melainkan rasa bosan. Satu-satunya cara untuk menjadi hebat adalah terus bersemangat ketika mengerjakan hal yang sama berulang-ulang
  • Rasa sakit karena suatu kegagalan berkolerasi dengan tingginya pengharapan. Semakin berharap pada sesuatu, semakin besar peluang untuk kecewa.
  • Kamu harus jatuh cinta pada kebosanan. Rasa bosan merupakan salah satu produk dari pendewasaan. Maka dari itu, seseorang hanya perlu menyikapinya, bukan lari dari kebosanan tersebut. Itulah beberapa rangkuman dan pesan yang terdapat dalam buku ini. Mungkin setiap individu memiliki perspektif berbeda, namun kita memiliki kemampuan untuk memfiltrasi setiap ilmu dan pengetahuan yang semoga dapat berguna bagi pembaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun