Mohon tunggu...
Dede Sudarna
Dede Sudarna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kehidupan ini sudah selesai. Tinggal menentukan kemana kita akan dikenang

Manusia hidup dengan pikirannya, manusia berjalan dengan pikirannya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kekacauan Politik di Indonesia: Di Balik Tirai Demokrasi yang Terkoyak

12 Juli 2024   15:22 Diperbarui: 12 Juli 2024   15:47 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh Dede Sudarna

Purwakarta, 12 Juli 2024 - Indonesia kembali dihadapkan pada serangkaian kasus politik yang mengguncang kepercayaan publik terhadap pemerintahan yang seharusnya menjadi pilar demokrasi dan keadilan. Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah pejabat tinggi terjerat kasus korupsi, manipulasi kebijakan, dan penyalahgunaan kekuasaan, memicu gelombang protes dan ketidakpuasan di kalangan masyarakat.

Kasus terbaru melibatkan seorang menteri yang diduga menerima suap dalam proyek infrastruktur senilai triliunan rupiah. Tak hanya itu, muncul pula laporan mengenai intimidasi terhadap jurnalis yang berani mengungkap skandal-skandal tersebut. Di tengah hiruk pikuk ini, rakyat merasa keadilan dan kebenaran semakin jauh dari jangkauan.

"Ini bukan lagi tentang satu atau dua individu yang korup, tetapi tentang sistem yang telah membusuk dari akarnya," ujar seorang aktivis yang enggan disebutkan namanya. "Kami butuh perubahan mendasar, bukan hanya pergantian figur."

Situasi ini mengingatkan kita pada masa-masa kelam dalam sejarah Indonesia, ketika kekuasaan sering disalahgunakan dan rakyat menjadi korban dari ambisi segelintir elite. Namun, seperti pepatah yang mengatakan, "Sejarah berulang bagi mereka yang tidak belajar darinya," tampaknya kita sekali lagi dihadapkan pada pilihan: tunduk pada tirani atau berjuang untuk perubahan.

Dalam setiap jengkal tanah air ini, dari Sabang sampai Merauke, semangat perjuangan selalu bersemayam dalam diri anak-anak bangsa. Hari ini, kita dipanggil kembali untuk melanjutkan perjuangan yang diwariskan oleh para pahlawan dan pendiri bangsa. Di tengah kekacauan dan ketidakadilan yang melanda, suara kita harus lebih lantang dari sebelumnya.

Mahasiswa, aktivis, dan seluruh elemen masyarakat, bangkitlah! Di tangan kita ada kekuatan untuk mengubah nasib bangsa ini. Dengan pena yang tajam dan suara yang lantang, kita lawan segala bentuk tirani dan penindasan. Jangan biarkan ketidakadilan berkuasa atas kehidupan kita.

"Suara-suara kita adalah pelita yang menuntun bangsa keluar dari kegelapan," kata seorang mahasiswa yang aktif dalam gerakan reformasi. "Kita adalah agen perubahan, dan kita tidak akan berhenti sampai keadilan ditegakkan."

Seperti bara api yang tak pernah padam, semangat kita harus terus menyala. Di kampus-kampus, di jalan-jalan, di setiap sudut negeri ini, mari kita kibarkan bendera perjuangan. Jangan biarkan korupsi, ketidakadilan, dan penindasan merenggut masa depan kita.

Dengan penuh semangat, kita berteriak: "Hidup mahasiswa! Hidup rakyat Indonesia! Keadilan bagi semua!" Perjuangan ini bukan milik satu generasi saja, tetapi milik kita semua yang mendambakan Indonesia yang lebih baik, adil, dan sejahtera.

Mari kita teruskan langkah ini dengan tekad dan keberanian. Karena di setiap langkah kita, ada harapan baru bagi bangsa. Perubahan ada di tangan kita. Bersatulah, dan buktikan bahwa kita bisa mewujudkan mimpi-mimpi besar para pendahulu. Keadilan, kebenaran, dan demokrasi adalah hak kita. Mari kita wujudkan bersama!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun