Mohon tunggu...
Desy Dian Yustisia
Desy Dian Yustisia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu Rumah tangga yang senang menulis

Mencintai Matahari... Menyukai Hujan... Takjub pada Pelangi, kupu-kupu dan kunang-kunang.... suasana paling romantis adalah petang yang menjingga....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan dan Puisiku

3 Mei 2012   03:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:48 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Aku benci hujan! Selalu saja datang ketika aku membutuhkan hangat matahari, juga memaksaku mengenang lelaki hujan dari dusun rintik."

Pagi; sekumpulan bening itu beramai-ramai jatuh dan melepaskan diri dari langit kelabu. Bernyanyi lagu sendu mengurung hati pada sebuah ingat yang selalu saja datang menggangu. Secangkir kopi hampir habis, menyisa garis bibir di tepinya, tak ada senyum di sana.

Hati; menopang dagu sembari menghitung detak tersisa, meraba jejak yang hilang satu-satu bersama alphabet yang akhirnya kini tak utuh. Puisi kini hanya tinggal larik. Tanpa rima, tanpa rasa.

Rindu; dalam tidur yang tak tidur, bermalam-malam menghujat puncak malam. Merapal kata menghembuskan ke langit, apa? siapa? mengapa? juga kebisuan yang riuh menghentak bernama sepi.

Maaf; kepada sajak sajak yang tak lagi puitis.

Makassar, 03.05.2012.
my blog; www.catatankunangkunang.bahterasyafana.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun