MENININGKATKAN HASIL BELAJAR ASMAUL HUSNA DENGAN METODE PEMBELAJARAN STUDI KASUS PADA SISWA KELAS VÂ
SDN AMANSARI II
PENGANTAR
Pendidikan menjadi senjata utama dalam pembangunan peradaban sebuah bangsa. Tanpa pendidikan manusia mendapat pengetahuan untuk membangun peradaban bangsa. Sebab kemajuan sumber daya manusia tergantung pola pendidikan yang tepat sesuai konteks. Pendidikan diperhadapkan dengan sejumlah persoalan baik dari para pendidik maupun peserta didik.
Pendidikan adalah bagian dari hidup manusia. Pendidikan akan menjadi kebutuhan setiap orang seiring berjalannya waktu dan menjadi bekal untuk masa depan. Perkembangan IPTEK mempengaruhi pendidikan untuk kehidupan di masa depan, dan pengajaran yang sesuai dengan tantangan perkembangan harus diterapkan. Pendidikan akhlak bagian penting dalam Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan manusia yang memiliki Akhlakul Karimah, bagian dari pembentukan ini adalah mengenal Allah melalui Kalimah Asmaul Husna. Â Namun pada kenyataannya peserta didik sangatlah sulit untuk memahami makna Asmaul Husna apalagi mencerminkan dalam kehidupan sehari-harinya.
Kondisi seperti saat in terjadi pada peserta didik kelas V SDN Amansari II Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang pemahaman Asmaul Husna sangat lemah bahkan cenderung seperti tidak penting. Ketika dalam proses pembelajaran peserta didik kurang bersemangat, acuh tak acuh, ngobrol bersama teman sebangku  bahkan tidak mau bertanya tentang materi yang belum mereka pahami. Selain itu  media pembelajaran pun kurang mendukung, sehingga hasil belajar peserta didik kurang maksimal.
Dari permasalahan tersebut guru dituntut untuk mengelola pembelajaran secara lebih baik, dengan menggunakan metoda dan media pembelajaran yang bisa memicu ketertarikan peserta didik pada materi mengenal Allah melalui Asmaul Husna. Â Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar siswa, siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran. Sehubungan dengan hal ini bahwa pembelajaran adalah usaha usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar dalam diri siswa.[1]
Pemahaman makna Asmaul Husna harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, metode studi kasus adalah metode pembelajaran yang tepat dalam mencapai tujuan tersebut, karena metode ini dapat memancing peserta didik untuk mengidentifikasi masalah sesuai dengan makna Asmaul Husna. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana metode studi kasus dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi mengenal Allah melalui Asmaul Husna, maka disusunlah PTK ini dengan judul "Meningkatkan  Hasil Belajar Mengenal Allah  melalui  Asmaul  Husna Dengan Pembelajaran Studi Kasus Pada Siswa Kelas V SDN Amanasari II Karawang.
METODE
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan memusatkan pada upaya penyempurnaan dan peningkatan kualitas proses serta praktek pembelajaran, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian di kelas tersebut. Hamzah (2011: 63) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan keterampilan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Zainal (2011: 3) berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya.[2]
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bersifat kualitatif. Menurut Sutama (2011:16), Penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Reset merupakan penelitian yang bersifat reflektif. Kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi oleh praktisi pendidikan dalam tugas pokok dan fungsinya masing-masing, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalahnya dan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyata yang terencana dan terukur.[3]
PEMBAHASAN
Pengertian Pembelajaran dan prestasi Belajar.
Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungan. sehingga dapat menguasai pengetahuan, pemahaman, atau sikap dan keterampilan melalui hubungan antara orang yang belajar dengan lingkungan tempat tinggalnya. Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat dilakukan dimana-mana, seperti di rumah maupun di lingkungan masyarakat. Irwanto berpendapat bahwa belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu (S. Hidayat : 2013,72).[4] Dengan demikian, dalam belajar terdapat suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan didalam diri seseorang,mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya.
Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan suatu kemampuan baru dengan jalan mengalami kegiatan pembelajaran.
Prestasi belajar dalam bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan tes atau instrumen yang relevan. Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan dan keterampilan, yang dinyatakan sesudah hasil penelitian.
Menurut Djamarah (2012: 23) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.[5]
Â
Metode Pembelajaran Studi Kasus.
Strategi yang dilakukan untuk mencapai tujuan merupakan metode pembelajaran. Banyak strategi yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan keaktifan peserta didik, salah satunya yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran aktif. Menurut Nana Sudjana (2005:76), "Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran".[6]
Strategi yang dilakukan untuk mencapai tujuan merupakan metode pembelajaran, sedangkan media Pembelajaran merupakan unsur penting dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Secara sekilas sulit untuk membedakan antara strategi, teknik, pendekatan, model, dan metode pembelajaran. Namun pada dasarnya masing- masing istilah memiliki pengertian tersendiri, termasuk metode pembelajaran. Trianto (2010: 51) "metode pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial".[7]
Makna dari pernyataan di atas adalah metode pembelajaran yang sebenarnya merupakan metode pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai-nilai, cara berpikir, dan cara mengekspresikan diri mereka sendiri, serta mengajarkan bagaimana cara belajar. Hasil jangka panjang yang paling penting adalah siswa dapat meningkatkan keterampilan untuk belajar lebih mudah dan efektif di masa depan, dua manfaat tersebut karena siswa telah menguasai bagaimana caranya belajar.
Dalam proses belajar mengajar suatu strategi mempunyai arti yang cukup penting, karena baik buruknya hasil pembelajaran tergantung pada baik buruknya strategi yang digunakan. Selain metode pembelajaran, media pun sangat membantu keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Media pembelajaran adalah suatu alat yang dapat membantu siswa supaya terjadi proses belajar Dengan menggunakan media pembelajaran diharapkan siswa akan dapat memperoleh berbagai pengalaman nyata, sehingga materi pelajaran yang disampaikan dapat diserap dengan mudah dan lebih baik. Penggunaan media dalam pembelajaran didasarkan pada konsep bahwa belajar dapat ditempuh melalui berbagai cara, antara lain dengan mengalami secara langsung (melakukan dan berbuat), dengan mengamati orang lain, dan dengan membaca serta mendengar.
Pembelajaran menggunakan Metode pembelajaran studi kasus, yaitu Studi kasus diartikan sebagai  metode atau strategi dalam pembelajaran untuk mengungkap kasus tertentu. Ada juga pengertian lain, yakni hasil dari suatu penelitian sebuah kasus tertentu. Jika pengertian pertama lebih mengacu pada strategi pembelajaran, maka pengertian kedua lebih pada hasil penelitian. Dalam sajian pendek  ini diuraikan pengertian yang pertama. Penelitian studi kasus memusatkan perhatian pada satu objek tertentu yang diangkat sebagai sebuah kasus untuk dikaji secara mendalam sehingga mampu membongkar realitas di balik fenomena. Sebab,  yang kasat mata hakikatnya bukan sesuatu yang riil (realitas). Itu hanya pantulan dari yang ada di dalam.
Â
Mengenal Allah melalui Asmaul Husna al-Qawiyyu, al-Qayym, al-Muhyi, al-Mumt, al-B'i.
Pengertian al-Qawiyyu.
Sifat Al-Qawiyyu artinya Allah Swt Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Kekuatan Allah Swt tidak memiliki batas. Kekuatan Allah SWT luar biasa. Tidak ada yang lebih agung daripada Allah SWT. Semua makhluk lemah dan tidak berdaya di hadapan Allah Swt. Beberapa hikmah dari mengenal asmaul husna al-Qawiyyu:
Pengertian al-Qayyum.
Al-Qayyum memiliki dua makna. Pertama, Allah Swt yang Maha Mandiri atau yang berdiri sendiri. Allah Swt tidak membutuhkan bantuan apapun dari seluruh makhluk dan Allah Swt juga tidak akan ditimpa kekurangan ataupun rasa butuh. Makna al- Qayyum yang kedua adalah Allah Swt yang selalu mengatur makhluk-Nya.
Pengertian Al-Muhyi
Al-Muhyi artinya Allah Maha Menghidupkan. Allah memberikan kehidupan kepada seluruh makhluk-Nya. Allah juga akan menghidupkan kembali manusia yang telah mati dan membangkitkannya kelak di akhirat. Dialah Allah yang menghidupkan segalanya.
d. Â Pengertian Al-Mumit
Al-Mumit artinya Allah Maha Mematikan. Allah yang menakdirkan kematian bagi makhluk-Nya yang telah ditetapkan kematiannya. Allah berkehendak mematikan makhluk-Nya, dan bagi Allah itu sangatlah mudah.
e. Â Pengertian Al-Baa'ts
Al-Baa'its artinya Allah Maha Membangkitkan. Allah akan menghidupkan kembali makhluk-makhluk-Nya yang telah mati. Allah yang akan membangkitkan semua manusia dari alam kubur. Allah yang memberikan kekuatan untuk menggerakkan benda-benda yang diam, dan menampakkan benda-benda yang tersembunyi.
Â
HASIL PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul "Meningkatkan Hasil Belajar Asmaul Husna dengan Metode Pembelajaran Studi Kasus pada Siswa Kelas V SDN Amansari II Karawang" ini menghasilkan data sebagai berikut : Pada siklus 1 dari 38 siswa terdapat sekitar 21,05% atau 8 siswa yang masih belum tuntas belajarnya, sedangkan 78,95% atau 30 siswa yang sudah tuntas belajarnya. Kalau dilihat dari ketercapaian KKTP, dari 38 siswa 21,05% atau sekitar 8 nilainya masih dibawah KKTP, 57,90% atau 22 siswa sudah mencapai KKTP, dan 21,05% atau 8 siswa nilainya diatas KKTP.
Sehingga dari hasil siklus 1 tentang mata pelajaran PAI hasilnya dapat dikategorikan masih rendah. Tetapi setelah diadakan tindakan pada siklus 2 adalah 78,95 dan nilai ideal yang mungkin dicapai yaitu 90 dan nilai terendah adalah 75. Ini menunjukan bahwa secara klasikal siswa kelas V SDN Amansari II penguasaan materi sekitar tergolong tinggi. Sedangkan secara individual nilai yang dicapai siswa tersebar mulai dari 75 sampai dengan 90. Ini menunjukan bahwa hasil belajar pada siklus 2 siswa kelas V SDN Amansari II cukup bervariasi.
Setelah nilai responden dikelompokan, diperoleh ketuntasan belajar siswa dan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP), dapat dikemukakan bahwa dari 38 siswa 100% atau 38 siswa sudah tuntas belajarnya. Kalau dilihat dari ketercapaian KKTP, dari 38 siswa 39,47% atau 15 siswa sudah mencapai KKTP, dan 60,53% atau 23 siswa nilainya diatas KKTP. Dalam hal ini perlakuan pada siklus 2 dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI berada pada kategori tinggi.
KESIMPULAN
Materi Mengenal Allah melalui Asmaul Husna dengan Pembelajaran Studi Kasus adalah kegiatan belajar dimana siswa menemukan pengalaman belajarnya yang dianggap menyenangkan, dan dengan cara belajar yang menyenangkan. Siswa mencari pengalaman sendiri dari apa yang mereka pelajari. Mereka sendiri yang membuat penalaran atas apa yang dipelajarinya dengan cara mencari makna, membandingkannya dengan apa yang telah ia ketahui serta menyelesaikan ketegangan antara apa yang telah diketahui dengan apa yang ia perlukan dalam pengalaman yang baru.
Belajar dengan pembelajaran Studi Kasus adalah strategi yang tepat dan terbukti efektif di sekolah untuk semua tipe siswa, dan segala usia Pembelajaran Studi Kasus  mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru. Semua ini dapat pula menunjukkan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang, dan menciptakan "pegangan" dari saat-saat keberhasilan yang meyakinkan. Kegiatan yang terdapat pembelajaran dengan studi kasus ini antara lain untuk menemukan sesuatu, siswa harus punya pengalaman dengan membuat hipotesis, memecahkan persoalan, mencari jawaban, menggambarkan, meneliti, berdiskusi, mengadakan refleksi, mengungkapkan pertanyaan, mengekspresikan gagasan untuk membentuk konstruksi tentang konsep yang dipelajari. Siswa harus aktif, membantu menciptakan suasana yang kondusif karena pembelajaran ini akan memunculkan kesenangan dan penemuan individu. Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan metode pembelajaran studi kasus  dapat meningkatkan hasil belajar.
Sesuai dengan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas V SDN Amansari II, maka menunjukan bahwa pembelajaran Mengenal Allah melalui Asmaul Husna dengan Pembelajaran Studi Kasus  secara menyeluruh mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan pemahaman/penguasaan materi pelajaran PAI. Dan bila  ditinjau  dari  persepsi  dan prestasi belajar siswa pembelajaran studi kasus pada materi Mengenal Allah melalui Asmaul Husna maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Keaktifan siswa pada pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan. Aktivitas guru baik karena selalu terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran studi kasus pada materi Mengenal Allah melalui Asmaul Husna dapat meningkatkan hasil belajar siswa, nilai siswa diatas KKTP.
Pembelajaran studi kasus pada materi Mengenal Allah melalui Asmaul Husna pelajaran PAI selama dua siklus dapat merubah penguasaan materi pada siswa baik secara perorangan maupun klasikal.
Â
Â
Â
DAFTAR PUSTAKA
Â
Aisyah, Sitti. 2021. Mengajar Asyik Dengan TIK, Jawa Timur : CV. Beta Aksara.Â
Ahmad D, 2021. Perbandingan Pembelajaran Keterampilan Proses Melalui Metode Pembelajaran Problem-Based Instruction Dan Studi Kasus Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta.Arikunto, Suharsimi. 2013 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Â
Arum Desi Rosa, 2014. Penerapan Metode Pembelajaran Studi Kasus Berbantuan Modul Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis.
Baedowi Soleh, Hairil Muhammad Anwar 2021. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Buku Siswa SD Kelas V. Klaten: PT. Macananjaya Cemerlang.
Baedowi Soleh, Hairil Muhammad Anwar 2021. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Buku Panduan Guru SD Kelas V. Klaten: PT. Macananjaya Cemerlang.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Dimyati. 2010. Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta.
Hafid, Anwar. 2013. Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Bandung, Alfabeta. Hamalik, Oemar. 2009. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Â
Hasibuan, Malayu S.P. 2014. Organisasi Dan Motivasi, Jakarta : PT. Bumi Aksara.Â
Hidayat, Syarif. 2012. Profesi Kependidikan, Teori Dan Praktek Di Era Otonom,
Tangerang : Pustaka Mandiri.
Â
Hidayat, Syarif. 2013. Teori Dan Prinsip Pendidikan, Tangerang : Pustaka Mandiri.
Isjoni, 2009. Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar berkelompok PT ALFABETA. Bandung.
Â
Mahdum 2020. AKIDAH AKHLAK MI KELAS V. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Lantai 6-/ Jakarta 10110.
Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta : PT. Dian Rakyat.
Â
Said, Hamdanah & Hasanudin, Iqbal Muhammad. 2019. Media Pembelajaran Berbasis ICT, Sulawesi Selatan : IAIN Parepare Nusantara Pres.
Siregar, Eveline. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor : Ghalia Indonesia.Â
Sudjana, Nana. 2011. Teori Belajar Untuk Pembelajaran, Bekasi : Bina MitraÂ
Sujana, Atep.2020. Model-Model Pembelajaran Inovatif, Depok : Rajawali
Grafindo Persada.
Sukardjo, M. & Kamarudin. Ukim. 2009. Landasan Pendidikan, Konsep dan Aplikasinya, Jakarta : rajagrafindo Persada.
Sunhaji. 2009. Strategi Pembelajaran, Konsep Dasar, Metode, Aplikasi Dalam Proses Belajar Mengajar, Yogyakarta : Grafindo Litera Media.
Suparman. 2013. Aplikasi Komputer Dalam Penyusunan karya Ilmiah, Tangerang: Pustaka Mandiri.
Sutama. 2010. Penelitian Tindakan Teori dan Praktek Dalam PTK, PTS, dan PTBK. Semarang: Citra Mandiri Utama.
Tilaar, H.A.R. 2010. Paradigma Baru Pendidikan Nasional, Jakarta : Rineka Cipta. Wahyudi, Imam. 2012. Pengembangan pendidikan, Jakarta : PT. Prestasi Pustaka Karya.
Trianto, M.pd 2009. Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta. Penerbit kencana.
Rohman Abdul. 2023. Penerapan Metode Pembelajaran Studi Kasus pada Sekolah Marginal
Zainiyati, Husniyatus Salamah. 2015. Media Pembelajaran Berbasis ICT,Konsep dan Aplikasi Pada Pembelajaran Agama Islam, Jakarta :Kencana Prenada Media Group.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H