Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) adalah salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang berfokus pada pengembangan keterampilan emosional, sosial, dan moral siswa. Dalam konteks Pendidikan, khususnya pada mata pelajaran Agama Islam, PSE menjadi salah satu komponen penting untuk membentuk karakter siswa yang tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga memiliki akhlak mulia.Â
Aspek Pelajaran Agama Islam tidak hanya fokus pada Aqidah dan Ibadah saja, tetapi juga menanamkan nila-nilai moral, etika, dan pengendalian diri. Melalui PSE, guru dan siswa dapat belajar untuk mengelola emosi, mengembangkan empati, dan mempraktikkan akhlak yang mulia dalam kehidupan sehari-hari.
Guru Agama Islam memiliki peran startegis dalam penerapan PSE, guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai model yang dapat mencontohkan akhlak mulia dalam setiap interaksi dengan siswa. Selain itu guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang mendukung, dimana siswa merasa dihargai dan didengarkan. Jangan sampai guru Agama Islam memberikan kesan menakutkan untuk siswa, sehingga siswa merasa enggan untuk belajar Agama Islam dikarenkan tidak adanya pendekatan terhadap siswa.
Salah satu pendekatan PSE dalam mata pelajaran Agama Islam yang dapat diterapkan antara lain:
- Kesadaran diri, yaitu kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan. Salah satunya dengan Mengidentifikasi emosi-emosi dalam diri, dimana siswa diajarkan mengidentifikasi 6 emosi dasar (terkejut, takut, marah, senang, jijik, dan sedih). Atau juga bermain dengan kartu emosi: Buat kartu emosi dengan gambar berbagai ekspresi wajah dan situasi emosional. Minta siswa untuk memilih kartu yang mencerminkan perasaan mereka pada suatu waktu dan berikan kesempatan untuk berbagi alasannya. Dengan keterampilan ini juga, dapat membantu siswa memahami kelemahan dan kelebihan diri khususnya dalam menjalankan ibadah dan ineteraksi sosial.
- Manajemen diri, yaitu kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi. Aktifitas manajemen diri ini salah satunya yaitu mengelola emosi diri, ketika siswa sedang emosi (terkejut, takut, marah, senang, jijik, dan sedih), maka guru mengajarkan teknik STOP yaitu dengan menghitung sampai 10 (sepuluh). STOP adalah salah satu Teknik jeda untuk melatih fokus. Teknik tersebut bekerja mempengaruhi sistem fisiologis yang alami terjadi dalam diri manusia. Sehingga dengan teknik ini siswa dapat mengontrol emosi sesuai ajaran Islam, seperti tidak mudah marah, atau putus asa.
- Kesadaran Sosial, yaitu kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain (hak-hak orang lain), termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda serta memahami pentingnya adab dalam pergaulan.
- Keterampilan Berelasi, yaitu kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat, suportif dan Islami baik dengan teman atau pun keluarga.
- Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab, yaitu kemampuan untuk membuat pilihan sesuai dengan prinsip halal dan haram, mengambil pilihan yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar etis dan rasa aman, mengevaluasi manfaat dan konseksuensi dari berbagai tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis diri sendiri, masyarakat, dan kelompok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H