Mohon tunggu...
Dede Setiawan
Dede Setiawan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kuda Hitam Pilkada DKI, Yusril – Saefullah

8 September 2016   22:58 Diperbarui: 8 September 2016   23:10 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perhelatan Pilkada Semakin Panas menjelang tanggal 19 September ini. Saefullah yang sudah digadang-gadang sebagai calon wakil gubernur semakin terlihat dan menampakkan titik terang. Pertemuan antara Yusril dan Saefullah digadang-gadang bisa menjadi kuda hitam dalam menumbangkan petahana, Ahok.

 Yusril merupakan seorang akademi, pakar hukum dan juga intelektual muslim. Pengalamannya dalam mengimplementasikan hukum dan juga dalam membuat peraturan perundang-undangan juga tidak diragukan. Perundang-undangan yang dibuatpun akan senanatiasa sejalur dengan hukum yang lebih tinggi, sehingga sikapnya ini menjadi solusi atas beberapa hal yang belum ada peraturannya. Bukan malah merubah undang-undang yang sudah ada agar sesuai keinginannya layaknya Gubernur petahana Jakarta saat ini.

Yusril merupakan sosok tokoh yang elektabilitasnya cukup tinggi. Elektabilitas yang tinggi ini juga didukung oleh dukungan partai yaitu Partai Demokrat. Demokrat merupakan partai yang terdengar gaungnya cukup keras untuk mendukung yusril. Partai ini juga memiliki kursi yang cukup besar di DPRD DKI dan ini cukup untuk menjadi modal memajukan seorang calon gubernur.

Selanjutnya sosok saefullah yang merupakan birokrat karier di lingkungan pemerintah daerah DKI. Saefullah merupakan PNS yang cukup berhasil secara jenjang kepangkatan PNS. Memulai PNS dari golongan yang rendah, bertahap meniti karier hingga ke puncak tertinggi, yaitu Sekretaris Daerah DKI yang statusnya adalah eselon 1. Posisi ini merupakan posisi puncak dan dengan pengalamannya inilah diharapkan mampu memberikan program yang sangat sesuai dengan kebutuhan masyarakat DKI Jakarta.

Saefullah juga merupakan ketua umum pengurus wilayah nahdatul ulama (PWNU) DKI Jakarta yang hal ini dapat dikatakan merepresentasikan umat islam di DKI Jakarta. NU merupakan ormas islam terbesar di Indonesia. Pengejawantahan sikap politik NU bisa disalurkan melalui partai politik PPP dan PKB. PPP merupakan salah satu partai yang memiliki kursi yang banyak. Begitu juga dengan PKB yang juga lumayan kursinya untuk mensupport pencalonan Saefullah sebagai Cawagub.

Pasangan Yusril dan Saefullah jika maju menumbangkan petahan akan didukung oleh Partai Demokrat, PPP dan PKB yang jumlah kursinya sudah memenuhi persyaratan mengajukan satu pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur.

Yusril dan Saefullah dinilai bisa menjadi kuda hitam dalam menumbangkan petahana yang sebelumnya pasangan ini tidak diprediksi. Sosok kedua pasangan ini menggambarkan wajah gubernur yang ahli dalam peraturan perundang-undangan, cerdas secara intelektual, tegas dalam bersikap, serta humanis dalam menghadapi masyarakat miskin di grass root. Sosok ini bisa menjadi anti thesis dari sosok Ahok yang senantiasa menerapkan hukum rimba, anti peraturan Perundang-undangan, tidak pernah berfikir dalam bertindak, sehingga membuat susah berbagai kalangan dan juga tidak ramah terhadap warga miskin. Solusi kekurangan kepemimpinan ahok ini akan mampu diselesaikan oleh sosok Yusril dan Saefullah untuk Jakarta yang lebih adil dan bersahaja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun