Puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting dan digubah dalam wujud yang paling berkesan (Pradopo, 2007: 7). Dari pengertian tersebut, dapat didefinisikan bahwa puisi adalah hasil dari pengalaman yang dilalui manusia, baik itu berupa pengalaman sedih, senang, maupun gembira. Dari pengalaman itu, seorang penyair atau pembuat puisi mentransformasihkannya ke bentuk puisi dengan kata-katanya sendiri.
Pendekatan strukturalisme adalah pendekatan yang menganalisis karya sastra secara keseluruhan (Pradopo, 2007: 119). Dalam hal ini, strukturalisme menganalisis unsur-unsur yang membetuk karya sastra yang saling berkaitan satu sama lainnya. Unsur-unsur dalam karya sastra sendiri ada 2 bentuk unsur yaitu unsur isi (tema, nada, dan rasa) dan unsur bentuk (diksi, majas, irama, rima, pengimajinasian, tipografi, amanat, dan kata konkrit).
- Tema
Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan penyair melalui puisinya (Waluyo, 2003: 130). Dalam hal ini, penyair memuat sebuah gagasan atau pokok pikiran dalam puisinya, dan ingin disampaikan kepada pembaca melalui karyanya. Dapat dikatakan bahwa tema adalah gagasan tersirat dalam sebuah karya sastra yang mengungkapkan perasaan penyair.
- Rasa
Rasa adalah sikap penyair terhadap objek atau pokok persoalan yang dihadapinya. Hal ini akan timbul setelah penyair bertemu dengan objek atau persoalan, baik faktual maupun imajinatif. Sikap penyair ini bisa berupa antipati, simpati, kagum, muak, jengkel, dsb.
- Nada
Nada adalah sikap penyair terhadap pembaca. Hal ini timbul karena sikap terhadap onjek tadi tidak bisa didiamkan begitu saja, tetapi lebih jauh dituntut untuk dikomunikasikannya lagi denganorang lain. Sikap penyair ini bisa berupa mengajak, menasihati, menggurui, mendikte, mengkritik, atau hanya sekedar memberi tahu saja.
- Diksi
Secara sederhana, diksi adalah pemilihan kata dalam sajak (Pradopo, 2007: 54). Dalam mengekspresikan perasaan dan isi pikirannya, seorang penyair menggunakan kata-kata yang tepat untuk mendapat nilai yang indah atau estetik. Diksi mempunyai peranan yang penting dalam puisi karena kaitannya yang erat dengan makna dan keseluruhan puisi itu sendiri.
- Pengimajinasian
Pengimajinasian adalah gambaran-gambaran angan (pikiran) yang penyair gunakan untuk menimbulkan suasana yang khusus untuk membuat karya sastra lebih hidup gambaran dalam pikiran dan penginderaan dan juga lebih menarik perhatian (Pradopo, 2007: 79). Jenis-jenis pengimajinasian terbagia atas :
a. Imajinasi Penglihatan/visual
Imajinasi penglihatan adalah citraan yang memberi rangsangan kepada inderaan penglihatan, hingga sering hal-hal yang tak terlihat jadi seolah-olah terlihat (Pradopo, 2007: 81).
b. Imajinasi Pendengaran/auditif
Imajinasi pendengaran adalah citraan yang dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara. Penyair yang banyak menggunakannya disebut penyair audif. Sangat sering pengimajinasian pendengaran itu berupa onomatope (Pradopo, 2007: 82).
c. Imajinasi Taktil/pikiran dan perasaan
Imajinasi taktil adalah pengimajinasian yang dihasilkan dengan menyebutkan kata-kata sifat ataupun hal abstrak yang tidak bisa di visualkan dan hanya dapat dirasakanÂ
d. Imajinasi Gerak
Imajinasi gerak adalah pengimajinasian yang bisa menimbulkan hal yang ditandai terkesan bergerak (Pradopo, 2007: 87).
- Kata Konkrit
Kata konkrit adalah bentuk pernyataan atau ungkapan yang paling efisien dan intensif. Oleh karena itu puisi menuntut penggunaan yang tepat dan jitu, kalimat yang ringkas namun akurat. Hal itulah yang menjadikan kata-kata atau kalimat dalam puisi menjadi konkrit dan jelas, meskipun dicuatkan secara singkat (Mas, 2016:44)
- Gaya Bahasa/majas
Majas atau bahasa kiasan adalah bahasa yang digunakan penyair yang bersusun-susun atau berpigura (Waluyo, 2003:83). Maksud dari bersusun-susun atau berpiguran di sini adalah puisi seperti lukisan, sedangkan majas adalah penghiasnya. Dengan kata lain, majas adalah menghias atau mempersamakan sesuatu dengan suatu hal yang lain agar sesuatu itu dapat digambarkan dengan lebih jelas agar didapat nilai estetikanya atau keindahannya. Macam-macam majas antra lain:
a. Persamaan atau simile
Perbandingan yang langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain.
b. Metafora
Semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat
c. Personifikasi
Semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat-sifat kemanusiaan.
d. Hiperbola
Semacam gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan sesuatu hal.
e. Alusi
Gaya bahasa yang menunjukan secara tidak langsung suatu peristiwa penting, dengan angapan bahwa hal itu sudah diketahui umum.
f. EponimÂ
Gaya bahasa yang menunjukan sebuah nama dengan sifat tertentu, biasnya berkaitan dengan tokoh-tokoh dewa
g. Sinekdoke
Gaya bahasa yang menyatakan sebagian untuk seluruh, maupun menyatakan seluruh untuk sebagian.
- Irama/ritma
Irama adalah suatu gerak yang teratur, suatu rentetan bunyi yang berulang dan menimbulkan variasi-variasi bunyi yang menciptakan gerak hidup. Dalam pemakaian bahasa, irama merupakan pergantian turun naik, panjang pendek, keras lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur (Mas, 2016:49)
- Rima
Rima adalah bunyi berulang, pergantian yang teratur. Dalam puisi timbulnya irama itu karena perulangan bunyi berturut-turut dan bervariasi, misalnya sajak akhir, asonasi, dan aliterasi (Pradopo, 2007: 40-42). Yang dimaksud dengan asonasi adalah semacam gaya bahasa yang berwujud perulangan bunyi vokal yang sama (Keraf, 2004: 130). Sementara aliterasi adalah semacam gaya bahasa yang berwujud perulangan konsonan yang sama (Keraf, 2004: 130).
- Tipografi
Tipografi adalah ukiran bentuk (Semi, 1993: 135). Pengertian dari ukiran bentuk adalah tataran bentuk dalam karya sastra seperti dalam bait, larik, kata, sampai simbol-simbol dalam puisi. Semua bentuk itu digunakan untuk menghasilkan suatu bentuk fisik yang mampu mendukung isi, rasa, dan suasana puisi.
- Amanat
Amanat adalah kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi (Waluyo, 2003: 130). Setelah membaca puisi, pembaca akan dapat menyimpulkan amanat puisi. Amanat puisi juga berkaitan dengan cara pandang pembaca terhadap suatu hal.***
Penulis: Dede Rudiansah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H