Manusia Jawa percaya bahwa Semar adalah kakek moyang pertama atau perwujudan dari manusis Jawa yang pertama. Dialah sosok yang mengemban "tugas khusus" dari Gusti Kang Murbeng Dumadi  atau Tuhan Yang Maha Esa, untuk terus hadir dengan keberadaannya pada setiap saat, kepada siapa saja dan kapan saja menurut apa yang dia kehendaki.Â
Tokoh di kalangan para dalang juga dikenal dengan nama Kiai Lurah Semar Badranaya atau Nur Naya ini, dipercaya sebagai pemilik cahaya tuntunan khas seorang penuntun dan pemimpin, yang berkelayakan menjalankan tugas menuntun manusia dengan cahaya ilmunya, ke jalan yang benar, sesuai kehendak Tuhan.
Di antara sekian banyak tuntunan yang diajarkan Kiai Semar, berikut ini 3 inti ajaran semar untuk menjalankan hidup:
Pertama Ojo Dumeh memiliki maksud yaitu "jangan mentang-mentang" yaitu suatu peringatan agr manusia tidak larut dengan apa yang di miliki atau di jalaninya, sehingga cendrung menjalani keputusan hidup yang negatif. Dengan menjalani prinsip hidup ojo dumeh ini diharapkan terhindar dari beberapa penyakit hati dan tingkah laku tercena lainnya, misalnya
Jangan mentang-mentang berilmu, maka kita cenderung menganggap orang lain bodoh dan bisa kita bodohi, jangan mentang-mentang memiliki kekuasaan maka seenaknya terhadap orang yang lebih rendah jabatannya dari pada kita.
Kedua adalah Eling, sikap ini merupakan ingat dalam kaitan menembah kepada Tuhan. Ingat akan karunianya,nikmatnya,selalu ingat akan kesalahan kita kepada tuuhan, pelanggaran yang kita lakukan dan meminta ampunan kepadanya. Dengan demikian akan lahirlah Budi pekerti yang luhur. Â Dengan memiliki sikap eling diharapkan kita sebagai manusia selalu ingat kepada Gusti allah untuk semua perbuatan yang akan kita lakukan baik dan buruknya.
Dan yang ketiga adalah Waspodo, inti ajaran ini merupakan satu kesatuan yang dipahami secara utuh, sehingga manusia di harapkan menjadi pasrah dan yakin kepasa kekuasaan Tuhan serta menjadi bijaksana, sederhana dan hati-hati. Manusia menjadi "Bisa merasa" bukan "merasa bisa."
Dari prinsip semar dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, kalau untuk menjadi manusia haruslah memiliki rasa "ojo dumeh" atau merasa bahwa dirinya lebih dari orang lain, tidak boleh sombong. Lalu harus memiliki rasa Eling kepada Gusti Allah, selalu ingat apapun perbuatan yang kita lakukan selalu Gusti Allah lihat, dari nilai Eling ini diharapkan kita dapat bisa membedakan yang baik dan buruk, terang atau gelap. Selain itu sebagai manusia kita seharusnya memiliki kewaspadaan dalam hidup seperti prinsip yang semar ajakarkan bahwa manusia harus selalu waspada agar tidak mendapat penyeselan dalam kehidupan yang sedang dijalani.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H