Mohon tunggu...
Dede Prawoto
Dede Prawoto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Website Ahok atau Pernyataannya yang Keliru

3 Januari 2017   14:27 Diperbarui: 3 Januari 2017   14:39 1130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://berita.islamedia.id/2016/10/mengaku-9-tahun-sekolah-islam-ahok-bohong.html

Pengakuan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang mengklaim dirinya pernah sekolah di sekolah Islam selama 9 tahun, mulai dari SD sampai SMP tenyata pengakuan Ahok tersebut bohong. Apa alasannya dia berbohong bahwa dirinya pernah di sekolah Islam, hal tersebut sebenarnya berkaitan erat dengan kasus dirinya yang telah melecehkan Al-Qur’an dalam Surat Al-Maidah ayat 51, bahwa menurut Ahok penafsiran ayat tersebut disalah artikan oleh umat Islam sendiri.

Dalam pengakuannya Ahok pernah sekolah SD sampai SMP yang notabene sekolah tersebut bernuansa Islami. Hal tersebut seperti dilansir dari detik.com “Saya sekolah Islam SD,SMP 9 Tahun. Islam mengajarkan begitu damai, bisa menerima. Kita bukan mencari pemimpin Imam. Ini (wilayah DKI) administrator. Lihat cerita Nabi Muhammad, saya sekolah Islam,” kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

Namun dalam penelusuran pemberitaan tersebut sangat jauh berbeda. Pengakuan Ahok yang pernah mengeyam pendidikan di Sekolah Islam selama 9 tahun sangat bertolak belakang, hal tersebut dapat dilihat di website resmi Ahok dengan alamat ahok.org/about. Dalam website Ahok tersebut secara jelas dan nyata tertulis bahwa Ahok hanya bersekolah di sekolah negeri biasa, bukan sekolah yang berlatar belakang Islami.

Dalam website ahok resmi tersebut tertulis bahwa Ahok mengenyam pendidikan di SD Negeri III Gantung, Belitung Timur (1977) serta dilanjutkan dengan pendidikan di SMP Negeri I Gantung, Belitung Timur pada tahun 1981.

Hal tersebut menjadi cukup lucu, bahwa pengakuan Ahok tersebut justru menjadi olok-olokan publik, bahwa sosok ini berupaya mengaburkan permasalahan tersebut menjadi lebih runyam. Ini sangat kentara sekali dengan pernyataan dan website yang sangat jauh berbeda itu. Ada dua kemungkinan yang menjadi pertanyaan publik kini, apakah kedua data tersebut pernyataan Ahok yang benar ataukan website resmi Ahok yang benar?

Jika pernyataan Ahok yang mengklaim dirinya pernah sekolah di perguruan Islam itu benar adanya, maka kapasitas Ahok sebenarnya tidak berhak dirinya menafsirkan ayat Al-Qur’an tersebut, apalagi jelas-jelas Ahok bukan pemeluk Agama Islam.

Harusnya Ahok itu lebih legowo dan meminta maaf atas tindakan penistaan agama itu, jangan hanya ucapan semata, yang pada akhirnya rakyat Jakarta dan seluruh Indonesia memilih untuk berdemonstrasi, bahkan lucunya lagi adalah banyak pihak yang mengatakan bahwa Ahok tidak bersalah dalam pernyataan penodaan Agama itu. Begitu pula di depan meja pengadilan yang terus berjalan sampai saat ini, Ahok masih bertahan bahwa dirinya tidak bersalah dengan akidah umat Islam yang disalahgunakan itu.

Dan tidak menutup mata pada akhirnya publik dari kalangan muslim kini enggan memilih sosok Ahok sebagai pemimpin Jakarta. Bahkan masyarakat Jakarta justru mencemooh atas tindakan tersebut. Ini adalah sebuah kesalahan besar yang telah dilakukan Ahok selama dirinya kampanye dihadapan warga di Kepulauan Seribu waktu itu.

Apakah warga Jakarta masih memilih sosok yang suka berbohong atas agama dan mengobok-obok akidah tersebut? Sayang kalau kita sebagai umat muslim percaya dan yakin kalau Ahok memang tidak bersalah, Islam itu indah, namun ketika masalah akidah telah dicabik-cabik dan dihina oleh oleh lain pasti tindakan umat akan terus mengawal untuk terus melanjutkan sidang kasus Ahok itu dilanjutkan terus, sehingga masyarakat jelas duduk perkaranya, dan akidah Islam tetap terjaga.

SALAM KOMPASIANA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun