Ala bisa karena biasa, begitu pepatah orang tua kita.Â
Setiap keluarga pasti memiliki cara tersendiri dalam menyiapkan kebutuhan obat di lingkungan rumah, kelas, kantor, pabrik atau pun berbagai instansi lainnya, hingga di dalam kendaraan transportasi darat, laut dan udara.
Di rumah, kami selalu menyiapkan obat-obatan yang berjumlah skala ringan dan sedang. Dari mulai obat generik sampai herbal. Salah satu cita-citaku memiliki apotik hidup.
Namun belum terlaksana sepenuhnya.Â
Obat yang selalu ada turun temurun dari zaman baheula hingga jaman corona yaitu; handsaplast dan salonpas, obat luka, balsem atau obat gosok, puyer bintang tujuh, dektamin dan masih banyak obat laiinya ( maaf jika tidak berkenan dalam penyebutan jenis obat tersebut.Â
Demikian pula jenis herbal sebagai alternatif dan preventif, saya mencoba menyediakan tanaman toga di rumah seperti; kunyit, jahe, salam, lidah buaya, lidah mertua yang belum ada. Kebetulan mertua saya tidak menyarankannya pula.Â
Daun jambu biji juga banyak mengandung khasiat obat. Jadi saya menanamnya, apalagi ketika corona belum berakhir, buahnya laris manis. Belum di buat jus, sudah pada habis di sukai anak+anak maupun tetangga.
Kembali pada cara penyimpanan obat, kami menyediakan p3k (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).Â
Jika darurat, majaa anak-anak dari mulai waktu berusia balita hingga kini dewasa, letak penyimpanannya selalu terlihat atau nampak, untuk memudahkan anggota keluarga mengambilnya.Â
Begitu pula jika tamu yang berkunjung dan membutuhkan obat, bisa memilih dan mengambilnya sesuai kebutuhannya.Â
Demikian pula anak-anak jika terlihat dan mudah di jangkau, pastilah sudah paham.