Mainan yang Layak dari THR Anak

Lebaran tiba-lebaran tiba. Tiba-tiba lebaran, tiba-tiba lebaran (Begitu lirik lagu opik jika sudah di senandungkan oleh anak balita.

Sudah menjadi tradisi di masyarakat Indonesia, jika lebaran tiba, salam tempel pun merajalela. Namun tidak sedikit juga salam uang sebenar-benarnya menempel bahkan salim dan sungkem kepada suami, kedua orang tua dan mertua. 

Salam tempel adalah tradisi turun temurun yang di lakukan dalam kunjungan di hari raya idul Fitri yang di prakarsai oleh sang tamu kepada tuan rumah. Saya pun pernah, ketika anak-anak masih kecil-kecil, sekitar balita sampai usia sekolah dasar, selalu di ajak untuk berkunjung silaturahim kepada sanak famiy keluarga nun jauh di sana. Setiap pulangnya selain di berikan jajanan tersedia di meja, juga di berikan salam tempel atau angpao (amplop berisi  uang). Jika sudah besar, anak-anak kurang suka di ajaknya, mungkin malu atau sungkan menerimanya. 

Ketika masih anak-anak, hasil dari salam tempel (  THR) tersebut di belikan mainan kesukaan anak-anak setelah mereka memilihnya sendiri. Selain kita selaku orang tua menilai kembali kelayakan dan kemanfaatan dari mainan tersebut, juga menilai dari segi mutu dan syarat ilmu yang bisa mengedukasi anak kedepannya.

Alhamdulillah anak-anak mau dan suka -suka saja jika sisa uang THRnya di titipkan kepada ibundanya.terkadang hasil THRnya untuk di alokasikan pada velanja kebutuhan ibunya . Tanpa ada alasan yang kuat pun anak-anak menerima dan suka-suka saja jika uang lebihnya di  sumbangkan kepada yang membutuhkan) sesuai yang tertera di masjid terdekat, untuk Membiasakan  anak belajar berbagi dan peduli.

Zaman now banyak sekali kemudahan-kemudahan cara memprakarsai uang THR anak. Di samping untuk di belikan mainan kesukaan anak, juga di belikan makanan yang menyehatkan tubuh anak. Seperti susu, buah dan roti setra ice cream. Terkadang jika masih berlebih di pakai untuk membeli perhiasan dengan tambahan sendiri dari dompet THR suami. Jika Anda mengalami hal serupa, berarti Anda masih hidup di zaman  generasi saya. 

 Separuh now separuh lagi, di zaman baheula  he..he..maafkan. wassalam.