Mohon tunggu...
Deden Dimyati
Deden Dimyati Mohon Tunggu... Guru - Guru

mengajar dan menulis adalah dua cara memanjangkan umur

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Anakku Ingin Dimengerti

28 Juni 2024   16:46 Diperbarui: 29 Juni 2024   08:30 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Kamis, 27 Juni 2024 aku pulang lembur pukul 22.30 WIB saat mendekati pintu rumah terdengar tangisan jagoanku yang ke empat usia 4,5 tahun (shuhaib) sedangkan mamanya tertidur ngelonin adiknya yang berusia 8 bulan (syamil) kudekati dan berusaha bertanya kenapa nangis nak ?. anak ku menjawab sambil nangis dan aku butuh waktu untuk memahami jawabannya yang dijawab sambil menangis. akhirnya ku mengerti apa penyebab dia menangis, yaitu tangannya gatal ingin direndam air hangat.

setelah itu aku tenangkan dengan berkata ya udah ayah masak airnya dulu kaka shuhaib nangisnya pelankan atau berhenti sambil di elus badannya. 5 menit sudah mendidih kutuangkan airnya ke mangkuk sedang sembari ditambahkan air dingin supaya hangat. ku ajak anakku ke kamar mandi lalu direndamlah tangannya yang gatal dan alhamdulillah tangisannya berhenti. 

sambil merendam tangannya ku selipkan beberapa nasihat untuk anakku. nak harus rajin mandi ya supaya gak gatal. dia mengangguk seraya berkata iya ayah. kurang lebih 10 menit merendam tangannya dan kutanyakan apakah masih gatal ? sudah gak gatal. 

ternyata kesabaran dan komunikasi menjadi solusi menghentikan tangisan anakku, dalam hatiku berkata sesederhana inikah menghentikan tangisan anak kecil. bagi para orang tua terutama ayah, apabila menghadapi hal serupa dahulukan komunikasi untuk menggali penyebab dan masalahnya dan hindari emosi karena dengan emosi tidak menjadi solusi.

metode komunikasi dalam mendidik anak dalam islam bukan hal yang baru karena para nabi Allah telah mengajarkannya. diataranya kisah Ibrahim bersama anaknya ismail alihimassalam. saat Ibrahim diperintahkan oleh Allah menyembelih anaknya, beliau menyampaikan perintah tersebut kepada anaknya dengan ucapan yang lembut "yaa Bunayya" wahai anaku. kalimat tersebut merupakan kalimat yang sangat halus dalam bahasa arab. begitu juga ismail kecil anak kesayangan ibrahim menjawab perkataaan ayahnya diawali dengan sapaan yang lembut untuk ayahnya "yaa abati" wahai ayahku, kalimat ini juga merupakan kalimat yang sangat halus dalam bahasa arab.

keelokan perkataan dan sikap orangtua saat komunikasi atau memecahkan masalah pada anak secara tidak langsung sedang memberikan keteladanan bagi anak yang kemudia saat iya besar akan ia tiru apa yang orangtua ucapkan dan lakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun