Mohon tunggu...
Papin D. Arifin
Papin D. Arifin Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia

Saya adalah manusia yang ingin bebas dan selalu ingin bebas, tidak terikat dan tidak mengikat. Saya adalah diri saya sendiri, apa yang ingin dilakukan akan saya lakukan, tidak ada yang melarang dan tidak ada yang menghalang, karena saya ingin melampaui dunia dengan cara saya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mencari Makna Kehidupan dan Kebenaran dalam Man's Search for Meaning: Refleksi Filsafat dari Victor Frankl

11 Oktober 2024   15:11 Diperbarui: 11 Oktober 2024   15:19 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Buku Man's Search for Meaning karya Viktor Frankl adalah salah satu karya penting yang membahas pertanyaan mendasar manusia tentang makna kehidupan. Frankl, seorang psikiater dan penyintas Holocaust, menulis buku ini berdasarkan pengalamannya di kamp konsentrasi Nazi, di mana ia menghadapi kondisi paling ekstrem yang bisa dialami manusia. Namun, dari penderitaan yang mendalam tersebut, lahirlah sebuah refleksi luar biasa tentang bagaimana manusia dapat menemukan makna bahkan dalam situasi yang paling menyedihkan.

Frankl mengembangkan konsep logoterapi, yang berfokus pada keyakinan bahwa pencarian makna adalah dorongan utama dalam kehidupan manusia. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana buku ini membantu kita memahami makna hidup dalam konteks tantangan hidup yang kita hadapi sehari-hari, serta bagaimana pencarian kebenaran menjadi bagian penting dari perjalanan eksistensial kita.

Makna Kehidupan : Menemukan Harapan dalam Kesulitan

Bagi Frankl, hidup tidak melulu tentang mencari kebahagiaan, melainkan tentang menemukan makna dalam penderitaan dan tantangan. Di tengah pengalaman yang begitu berat di kamp konsentrasi, Frankl menemukan bahwa mereka yang mampu bertahan bukanlah mereka yang paling kuat secara fisik, tetapi mereka yang memiliki alasan untuk hidup---sebuah tujuan atau makna yang lebih besar daripada diri mereka sendiri.

Frankl menulis :

"Dia yang memiliki alasan 'mengapa' untuk hidup dapat menanggung hampir semua 'bagaimana'."

Pernyataan ini selaras dengan banyak pemikiran filsafat eksistensial, seperti yang diungkapkan oleh Nietzsche bahwa manusia memerlukan tujuan dalam hidup agar dapat bertahan menghadapi kesulitan. Konsep ini penting bagi kita di zaman modern, di mana banyak dari kita mungkin tidak menghadapi penderitaan sebesar Frankl, tetapi tetap mengalami tantangan, kekecewaan, dan ketidakpastian dalam kehidupan. Frankl menunjukkan bahwa makna tidak ditemukan di luar, melainkan diciptakan dari dalam---melalui pilihan kita untuk merespons keadaan dan penderitaan yang kita alami.

Melampaui Fakta Menuju Pemaknaan

Dalam Man's Search for Meaning, Frankl juga menyinggung soal kebenaran, tetapi bukan dalam pengertian yang sempit seperti fakta ilmiah atau objektivitas belaka. Baginya, kebenaran lebih bersifat subjektif---berhubungan dengan bagaimana individu memaknai hidupnya sendiri. Setiap manusia memiliki realitas batin yang unik, dan kebenaran yang ditemukan seseorang mungkin berbeda dengan orang lain.

Kebenaran dalam kehidupan, menurut Frankl, adalah tentang menemukan makna personal yang dapat memberikan kita kekuatan untuk bertahan dalam situasi apapun. Ini mirip dengan pemikiran Kierkegaard tentang "kebenaran subyektif", di mana kebenaran tertinggi dalam hidup tidak ditemukan dalam pengetahuan faktual, melainkan dalam keyakinan individu dan bagaimana kita merespons eksistensi kita sendiri.

Dalam konteks ini, pencarian kebenaran bukanlah soal menemukan jawaban pasti yang berlaku bagi semua orang. Sebaliknya, ini adalah perjalanan individu untuk menemukan makna yang cocok bagi hidup kita masing-masing.

Mencari Makna di Tengah Tantangan

Apa yang bisa kita ambil dari Man's Search for Meaning dalam kehidupan kita sehari-hari? Dalam dunia modern yang serba cepat, di mana tekanan pekerjaan, hubungan, dan ekspektasi sosial sering kali menenggelamkan kita, pencarian makna hidup bisa terasa seperti beban yang sangat berat. Namun, Frankl mengajarkan bahwa makna tidak harus ditemukan di tempat yang jauh atau dalam pencapaian besar. Ia bisa ditemukan dalam momen-momen kecil---dalam kasih sayang terhadap orang yang kita cintai, dalam pekerjaan yang kita lakukan dengan dedikasi, atau dalam keberanian untuk menghadapi kesulitan dengan kepala tegak.

Frankl juga mengajarkan bahwa, meskipun kita tidak bisa mengontrol semua aspek hidup kita, kita selalu memiliki kebebasan untuk memilih sikap kita terhadap penderitaan. Ini adalah inti dari logoterapi: manusia selalu memiliki kebebasan dalam menentukan sikapnya, bahkan dalam situasi yang tampaknya tidak ada harapan. Dalam kehidupan sehari-hari, ini bisa berarti bahwa ketika kita menghadapi tantangan, kita tidak boleh menyerah pada keputusasaan, melainkan harus berusaha mencari makna dari apa yang terjadi.

Pencarian yang Berkelanjutan

Buku Man's Search for Meaning mengingatkan kita bahwa pencarian makna dan kebenaran adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Setiap individu menghadapi perjalanan eksistensialnya sendiri, dan kita semua harus menemukan makna yang membuat hidup kita berarti, bahkan di tengah penderitaan. Seperti yang diungkapkan Frankl, kebebasan terbesar kita adalah kebebasan untuk memilih bagaimana kita akan merespons keadaan, dan melalui pilihan tersebut kita menemukan kebenaran hidup kita.

Pada akhirnya, pencarian ini tidak akan pernah selesai. Setiap hari adalah kesempatan baru untuk menemukan makna dan kebenaran dalam hidup kita sendiri. Frankl tidak menawarkan jawaban pasti tentang apa makna hidup---karena itu adalah sesuatu yang harus ditemukan sendiri oleh setiap individu---tetapi ia memberikan kita alat untuk melakukan pencarian tersebut dengan keberanian dan harapan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun