Buku Man's Search for Meaning karya Viktor Frankl adalah salah satu karya penting yang membahas pertanyaan mendasar manusia tentang makna kehidupan. Frankl, seorang psikiater dan penyintas Holocaust, menulis buku ini berdasarkan pengalamannya di kamp konsentrasi Nazi, di mana ia menghadapi kondisi paling ekstrem yang bisa dialami manusia. Namun, dari penderitaan yang mendalam tersebut, lahirlah sebuah refleksi luar biasa tentang bagaimana manusia dapat menemukan makna bahkan dalam situasi yang paling menyedihkan.
Frankl mengembangkan konsep logoterapi, yang berfokus pada keyakinan bahwa pencarian makna adalah dorongan utama dalam kehidupan manusia. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana buku ini membantu kita memahami makna hidup dalam konteks tantangan hidup yang kita hadapi sehari-hari, serta bagaimana pencarian kebenaran menjadi bagian penting dari perjalanan eksistensial kita.
Makna Kehidupan : Menemukan Harapan dalam Kesulitan
Bagi Frankl, hidup tidak melulu tentang mencari kebahagiaan, melainkan tentang menemukan makna dalam penderitaan dan tantangan. Di tengah pengalaman yang begitu berat di kamp konsentrasi, Frankl menemukan bahwa mereka yang mampu bertahan bukanlah mereka yang paling kuat secara fisik, tetapi mereka yang memiliki alasan untuk hidup---sebuah tujuan atau makna yang lebih besar daripada diri mereka sendiri.
Frankl menulis :
"Dia yang memiliki alasan 'mengapa' untuk hidup dapat menanggung hampir semua 'bagaimana'."
Pernyataan ini selaras dengan banyak pemikiran filsafat eksistensial, seperti yang diungkapkan oleh Nietzsche bahwa manusia memerlukan tujuan dalam hidup agar dapat bertahan menghadapi kesulitan. Konsep ini penting bagi kita di zaman modern, di mana banyak dari kita mungkin tidak menghadapi penderitaan sebesar Frankl, tetapi tetap mengalami tantangan, kekecewaan, dan ketidakpastian dalam kehidupan. Frankl menunjukkan bahwa makna tidak ditemukan di luar, melainkan diciptakan dari dalam---melalui pilihan kita untuk merespons keadaan dan penderitaan yang kita alami.
Melampaui Fakta Menuju Pemaknaan
Dalam Man's Search for Meaning, Frankl juga menyinggung soal kebenaran, tetapi bukan dalam pengertian yang sempit seperti fakta ilmiah atau objektivitas belaka. Baginya, kebenaran lebih bersifat subjektif---berhubungan dengan bagaimana individu memaknai hidupnya sendiri. Setiap manusia memiliki realitas batin yang unik, dan kebenaran yang ditemukan seseorang mungkin berbeda dengan orang lain.
Kebenaran dalam kehidupan, menurut Frankl, adalah tentang menemukan makna personal yang dapat memberikan kita kekuatan untuk bertahan dalam situasi apapun. Ini mirip dengan pemikiran Kierkegaard tentang "kebenaran subyektif", di mana kebenaran tertinggi dalam hidup tidak ditemukan dalam pengetahuan faktual, melainkan dalam keyakinan individu dan bagaimana kita merespons eksistensi kita sendiri.
Dalam konteks ini, pencarian kebenaran bukanlah soal menemukan jawaban pasti yang berlaku bagi semua orang. Sebaliknya, ini adalah perjalanan individu untuk menemukan makna yang cocok bagi hidup kita masing-masing.