Sebagai insan yang hidup di generasi era digital, pastilah kita semua sudah faham dan ahli dalam memanfaatkan media sosial di kehidupan sehari-hari. Bukan hanya curcol dengan teman-teman baik kita tapi manfaat yang kita ambil dari penggunaan media sosial sangatlah banyak. Mulai dari menambah wawasan, menambah jaringan bisnis hingga bisa bertukar informasi tentang kemajuan teknologi yang semuanya itu adalah dampak positif dari penggunaan media sosial. Bisa juga media sosial ini dimanfaatkan sebagai sharing (berbagi) idea-idea kreatif dengan jangkuan luas, cepat dan tanpa batas ruang serta waktu. Mungkin ada istilah, hidup rasanya hambar tanpa adanya sentuhan media sosial dalam kehidupan kita.
Namun seiring perkembangan jaman, dimana dalam setiap kehidupan senantiasa ada dua sisi, pemanfaatan media sosial ini pun sering disalah gunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Mulai dari tindakan kriminalisasi (pencabulan, penipuan), internet addicted (kecanduaan internet dengan adanya kecanduan memainkan game online) hingga penyebaran isu-isu rasis yang bisa membawa perpecahan umat, tindakan bullying yang banyak menyebabkan para korbannya mengambil tindakan ekstrim bunuh diri hingga adanya perekrutan jaringan teroris dengan sistem cuci otak (brainwash). Sangat disayangkan bila hal ini terus menerus terjadi seolah-olah adanya penggiringan opini publik tentang kejamnya media sosial, tentang tidak manfaatnya media sosial dalam kehidupan manusia yang serba digital ini.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Tentunya hal yang paling mendasar adalah kepicikan cara berpikir dan memandang bahwa media sosial bisa dimanfaatkan untuk hal-hal negatif. Orang-orang entah itu masyarakat awam, kaum agamis, politisi dan bahkan kaum selebritas seakan-akan lupa bahwa mereka membawa pengaruh atau dampak bagi kehidupan sosial bahkan kehidupan bernegara. Memasang status yang memancing isu SARA, menyebarkan teror seakan-akan tidak peduli bahwa dampak perbuatan para pelaku di media sosial jauh dekatnya akan berefek pada diri sendiri bahkan keluarga. Kehidupan di mana pun, dari kota hingga desa sangat bersentukan dengan pemanfaatn teknologi digital dalam hal ini adalah internet yaitu dalam bentuk media sosial. Tidakkah kita berpikir positif, mengubah perspektif pandangan kita mengenai media sosial sebagai Sahabat dan sarana untuk berkarya positif.
Mari kita renungkan, agar pemanfaatan media sosial dilakukan dengan bijak, arif dan tentunya membawa dampak positif bukan hanya bagi diri sendiri namun juga orang banyak:
- Niatkan pemanfaatan media sosial untuk ajang menyebar kebaikan, menjalin silaturahmi pun dengan berbagai bangsa dan negara secara plural dan objektif.
- Hindari dan jauhkan diri serta keluarga dari bahaya penyalahgunaan media sosial dengan banyak memberi pengertian, pengarahan dan pengawasan dari penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.
- Waspada serta tidak terpancing bila ada seseorang yang mengajak ke dalam upaya-upaya perpecahan umat, seperti penyebaran teror, isu-isu dan fitnah-fitnah yang belum terbukti kebenarannya malah bisa memancing konflik internal dan eksternal.
- Bersikap pro-aktif yang artinya bila ada sebaran berita yang mengandung fitnah bisa dilaporkan ke pihak berwajib, yang tentunya pihak kepolisian dan kejaksaan dalam hal ini bagian Unit Cyber Crime bisa bertindak cepat untuk memblok dan mengusut pelaku kejahatan di media sosial sehingga tidak meresahkan masyarakat.
Bermain media sosial adalah hal yang sangat menyenangkan bukan? Seperti KOMPASIANA ini sebagai ajang dan forum silaturahmi untuk berbagi ide, pengalaman, dan pengetahuan yang tentunya sangat bermanfaat baik bagi saya pribadi maupun masyarakat pada umumnya. Ingatlah, setia ide-ide dan gagasan yang tertuang dalam media sosial akan berpengaruh terhadap pola pikir dan cara seseorang dan yang nantinya diwujudkan dalam perbuatan ke arah yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H