Tempuyung
Tempuyung adalah herba yang biasa digunakan termasuk tanaman obat yang berkhasiat. Tumbuhan ini sering ditemui tumbuh di pekarangan, lapangan, pinggir jalan, sela-sela parit, ataupun tembok yang tidak terawat. Tempuyung termasuk dalam suku Asteraceae yang tumbuh di ketinggian 50-1.600 mdpl dan biasanya ditemui berada di lingkungan yang memiliki curah hujan merata sepanjang tahun dan bercuaca sejuk atau daerah dengan musim kemarau pendek.Â
Sebagai tumbuhan liar, tempuyung dapat juga dibudidayakan di pekarangan. Tumbuhan ini tergolong dalam tumbuhan tak berkayu atau terna dan menyukai tempat yang langsung terkena sinar matahari serta mudah berkembang biak dengan biji yang terbawa oleh angin. Adapun tumbuhan ini mengandung kalium, flavonoid, taraksasterol, inositol, dan zat lainnya.Â
Nama lain dari Tempuyung
Saat penulis sedang berkunjung ke daerah Cililin Bandung, dengan maksud mencari tempuyung diantar oleh kawan yang rumahnya daerah situ. Ditengah hangatnya ngobrol disejuknya udara desa yang sahdu, he he he. Saat penulis membuka pembicaraan tentang tempuyung, beberapa warga yang gabung ngobrol dibuat bingung dengan pertanyaan tempuyung .... ?.Â
Tapi setelah penulis menunjukan tanamannya yang kebetulan ada di dekat rumah tersebut mereka pada respon dengan riang "Oooooh itu mah lampenas ...". Ada juga yang mengatakan kalau itu jombang lalakina, rayana dan lainnya. Ternyata tempuyung juga mempunyai nama lain sesuai dengan daerah, di daerah sunda tempuyung sering disebut dengan nama lempung, rayana, jombang lalaki, lampenas, galibug.Â
Pemanfaatan Tempuyung
Tempuyung dikalangan masyarakat pedesaan sudah terkenal dengan khasiatnya yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Tempuyung bagi masyarakat pedesaan adalah tanaman yang dapat diamnfaatkan sebagai lalapan sampai bahan obat tradisional. Dengan manfaat yang banyak dan nyaris tanpa efek samping, tempuyung dimanfaatkan sebagai herbal alami untuk bahan obat baik trdisional maupun hebal yang diproduksi secara modern olaeh industri farmasi herbal.
Secara Tradisional
Pemanfaatan tempuyung secara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat pedesaan dengan berbagai macam cara. Ada hal yang dibilang unik dan inspiratif dari pengalaman salah satu warga desa saat penulis berkunjung ke sana. Namanya abah, dia menderita penyakit sakit saat buang air kecil. Dari saran beberapa anggota keluarganya yaitu mengkonsumsi daun tempuyung dengan cara dijadikan lalapan pada saat makan baik pagi, siang dan malam. Pengolahan daun tempuyungnya dengan cara di rebus, kemudian air rebusannya dijadikan minuman untuk diminum saat pagi, siang dan malam sebelum tidur. Pengakuan dara Abah "Setelah rutin mengkonsumsi daun tempuyung (dilalap dan air rebusannya dimunim) selama 7 hari, alhamdulillah pada saat buang air kecil dipagi hari ada yang keluar batu seukuran kerikil kecil. setelah itu keluar, Abah bersyukur dengan wasilah/perantara daun tempuyung Tuhan memberikan kesembuhan. Setelah itu buang air kecil tidak sakit lagi dan lancar".Â