Mohon tunggu...
Dede Kurniawan
Dede Kurniawan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Magister Ilmu Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha

ASN Kabupaten Buleleng

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Anak Muda Tak Lagi Sama

2 Desember 2023   17:42 Diperbarui: 2 Desember 2023   17:42 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berbicara tentang kemajuan suatu negara maka tidak akan jauh-jauh dari para penerusnya, di zaman ini penerus bangsa ada ditangan anak muda yang disebut dengan Gen Z, dimana Gen Z ini adalah anak-anak dengan kelahiran tahun 1996-2010 yang pada saat ini berumur antara 13-27 tahun.

Gen Z ini memiliki Previlege pada proses tumbuh kembang mereka, mereka merasakan perubahan zaman secara langsung dan sangat cepat yang membuat mereka terbiasa untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi, bayangkan saja bagaimana pesatnya pertumbuhan teknologi sampai saat ini, bahkan di dunia smartphone saja selalu mengalami pengembangan dan inovasi disetiap tahunnya, bahkan saat ini kendaraan yang ada di jalanan sudah tidak lagi menggunakan BBM namun sudah mulai beralih ke listrik.

Pandangan tersebut membuat Gen Z secara umum memiliki keunggulan dibandingkan dengan generasi pendahulunya atau sering disebut dengan generasi milenial, keunggulan tersebut adalah :

  • Teknologi dan Digital Natives: Gen Z sering dianggap sebagai generasi yang sangat terhubung dengan teknologi. Mereka tumbuh dengan internet, media sosial, dan perangkat seluler, sehingga memiliki pemahaman yang mendalam tentang dunia digital.
  • Kesadaran Sosial: Banyak dari Gen Z menunjukkan minat yang kuat dalam isu-isu sosial, seperti perubahan iklim, kesetaraan gender, dan hak asasi manusia. Mereka sering menggunakan platform media sosial untuk menyuarakan pendapat mereka dan mempromosikan perubahan sosial.
  • Kreativitas dan Fleksibilitas: Gen Z cenderung kreatif dan dapat beradaptasi dengan cepat dengan perubahan. Mereka tumbuh dalam lingkungan yang cepat berubah, dan banyak dari mereka memiliki keterampilan kreatif, baik dalam seni, desain, atau inovasi teknologi.
  • Belajar Mandiri: Karena akses mudah ke sumber daya online, Gen Z memiliki kecenderungan untuk belajar mandiri. Mereka sering mencari informasi sendiri dan menggunakan sumber daya daring untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka.
  • Mental Health Awareness: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Gen Z mungkin lebih sadar akan kesejahteraan mental dan lebih terbuka untuk berbicara tentang masalah ini dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Namun apakah keunggulan tersebut memang benar adanya ? Jawabannya adalah benar, tapi tidak mutlak. Hal ini dibuktikan dengan pemanfaatan teknologi yang dilakukan oleh anak muda dalam mendapatkan penghasilan, mulai dari youtube sampai hasil berjualan online, semuanya tidak lepas dari sosial media yang sangat mudah diakses. 

Dan media sosial ini bak dua sisi mata uang koin yang memiliki pengaruh dan fungsi yang berbeda tergantung darimana kita melihatnya, di satu sisi ada generasi yang sukses dari sosial media dengan prestasinya, dan ada juga yang sukses dari sosial media dari kontroversinya, dan yang menjadi trending center pada saat ini adalah orang-orang yang terhighlight oleh media adalah mereka yang kontroversi dan tidak memberikan motivasi apapun, kenapa ? karena generasi z ini sangat cuek dan suka dengan hal-hal instan, jadi meskipun mereka terkenal bukan karena prestasi yang membanggakan asal mereka mendapatkan uang itu tidak akan menjadi masalah.

Pada saat ini Gen Z ini direpresentatifkan oleh kehadiran sosok Satria Mahatir yang dengan bangganya menceritakan aib yang dia miliki ke public dan meskipun dihujat sana-sini dia masih tetap eksis diundang pada podcast sana-sini, jika diperhatikan kembali media sosial atau tontonan saat ini sudah sangat jarang kita temui mengundang anak muda yang berprestasi, bisa kita ketahui bersama yang menjadi trending di sosial media ataupun youtube adalah mereka yang bisa dikatakan tidak memiliki value untuk ditiru. 

Selain itu saat ini anak-anak muda lebih gemar untuk kumpul-kumpul sambal main game online seperti Mobile Legends dibandingkan untuk membahas masa depan seperti pekerjaan, investasi ataupun politik, yang mereka ingat hanya push rank dan mabar saja.

Jadi, dengan adanya fenomena diatas apakah masih bisa kita berharap untuk mencapai Generasi Emas 2045 yang diwacanakan pemerintah jika kita lihat generasi yang kita tonton saat ini adalah generasi yang bangga akan aib mereka, bagaimana daya saing akan tercipta jika generasi kita suka akan hal yang instan, bagaimana bisa kita memiliki kualitas dan kompetensi jika hal-hal yang disorot disosial media itu adalah kebodohan generasi itu sendiri.

Dengan ini penulis berharap agar media sosial dapat memfilter isi konten mereka dengan kontenn yang membangun dan STOP mempertontonkan kekonyolan seseorang, dan penulis juga berharap agar anak muda generasi penerus bangsa harus tetap meningkatkan kualitas dan menggali potensi yang mereka miliki, gunakan media sosial dan teknologi semaksimal mungkin dan jadilah orang yang dihargai karena prestasi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun