Hari untuk Sahabat
Wajah mengembang sang mentari tak kulihat
Hanya rintik hujan yang tengok dijendela
Hanya berbalaskan sepi, aku dan dirimu membisu
Saling menatap tapi tiada menyapa
Hari ini, sahabat yang ku kenal tiada ku temui
Hanya cerita lalu ku mengenalnya
Biarlah sang hari yang menemaniku
Semoga esok dia bisa tersenyum mengembang
Dan hari untuk sahabat ini, ku ungkapkan
Bukan ku melupa tapi, agar kita bersama mengerti
Al-Munawwir Komplek L Kamar Pojok (El-Baru) Yogyakarta 9 Januari 2012
Menatap Cinta
Menanti pertanyaan darimu pujaan
Menunggu jawaban sang pujangga
Sesaat hati berdetak kencang, memikir atas apa jawabmu
Sehari, mendapat kata dari bibir manismu
Serasa berada ditaman cinta
Ku harap engkau tetap menjadi bagian hatiku
Menjawab satu dari sekian, orang yang menginginkanmu
Oh, penantianku semakin dekat dirimu dihadapkanku
Ku senyum kau balas dengan seuntai kata cinta
Cinta siapakah yang kau maksud?????
Aku ataukah orang lain.....
Ku tanya, kau berikan isyarat
Bahasa tubuh kau milik ku
Al-Munawwir Komplek L Kamar Pojok (El-Baru) Yogyakarta 9 Januari 2012
Nanyian Cinta
Kata makna menjadi satu
Semua terucap dalam nada
Ber-iramakan arasement musik
Semua merasa terhipnotis ikut merasuk dalam kalimat dan dendangan
Seakan ikut merasakan dalam bait-bait syair
Nanyianmu mengandung rasa penggugah cinta
Al-Munawwir Komplek L Kamar Pojok (El-Baru) Yogyakarta 9 Januari 2012
Matahari vs Hujan
Tuhan ciptakan yang tak bisa ditolak
Dimana sang berkehendak menurunkan hujan dan begitu pula ketika sang mentari bercahaya itu adalah Kun ya Tuhan
Jadi bersyukurlah wahai makhluk karena semua sudah diatur dalam kehendak-Nya
Al-Munawwir Komplek L Kamar Pojok (El-Baru) Yogyakarta 9 Januari 2012
Nusantara
Bhineka tunggal ika
Berjiwa, berbahasa, berbudaya dan beradat beda
Daratan menjadi penghubung
Lautan menjadi pemutus
Tapi, Nusantara milikku dan milik bangsaku
Al-Munawwir Komplek L Kamar Pojok (El-Baru) Yogyakarta 9 Januari 2012
Jazirah Sabang Merauke
Berjauhan tak berarti ku tak memijak
Berdekatan tak berarti ku sungkan
Aku akan tetap berjelajah bumi khatulistiwa-ku
Walau, laut, udara dan daratan yang sulit ku jangkau
Mengenal negeriku adalah sebuah kebanggaanku
Disini ku lahir disini ku mulai mencintai bangsa
Al-Munawwir Komplek L Kamar Pojok (El-Baru) Yogyakarta 9 Januari 2012
Nyanyian Koruptor
Aku berkuasa, semua aku punya
Semua akan begitu mudah, mau wisata, mau pelesiran, mau keadilan tinggalku ucap semua akan ku genggam
Hahaha......
Hidup begitu berharga untuk keturunanku, tak perduli halal atau haram
Yang terpenting aku bergelimpang harta
Al-Munawwir Komplek L Kamar Pojok (El-Baru) Yogyakarta 9 Januari 2012
Facebook Vs Buku
Begitu mudah berbagai cerita lewat jejaring sosial
Tinggal tulis lewat beranda semua selesai
Setumpuk cerita dituangkan pada Facebook.
Andai semua itu tertulis dalam buku harian
Beribu cerita menjadi sebuah karya
Cintailah menulis dan membaca buku
Sebagaimana engkau membuat status lewat facebook
Sehingga banyak yang meng-like tulisanmu
Al-Munawwir Komplek L Kamar Pojok (El-Baru) Yogyakarta 9 Januari 2012
Koruptor Vs Rakyat
Dimana arti demokrasi oleh rakyat untuk rakyat.
Seakan tak adil, tak merakyat malah buat melarat
Hidup seakan milik sang koruptor yang bejat
Gedung-gedung mulai dipugar
Tengok gedung sekolah dan pencuri sandal
Semua dibiarkan roboh, dan si pencuri sandal menjadi kesakitan
Sedang si koruptor begitu mudah keluar masuk sedang dikursi kesakitan
Bahkan semua bisa dibeli.
Jadi, apakah ini adil siapa pemegang demokrasi
Sedang si rakyat kelaparan si koruptor tertawa dalam mimpi
Jadi, untuk apa hidup sedang keadilan Tuhan pasti terbukti
Al-Munawwir Komplek L Kamar Pojok (El-Baru) Yogyakarta 9 Januari 2012
Penulis bernama Dede Jalaludin adalah sastrawan pemula yang mencintai sastra puisi, dimana saat ini sedang belajar mengenal sastra dan menimba ilmu di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam (KI) dan selain itu juga mondok di PonPes Krapyak Al-Munawwir komplek L
Gerbang penantian
Kini terasa hembusan angin membawaku kepintu itu
Semua terasa penuh persaingan
Tak butuh orang yang mengeluh
Hanya butuh pejuang penuh
Sang cakrawala membentang digerbang
Tegakan langkah menuju cita
Akhir dari ini akan didapati sejuta cerita
Aku, dirimu dan yang lain menanti
Digerbang peantian untuk yang berjiwa kesatria
UIN Sunan Kalijaga, Labolatorium Agama dan Masjid, 11 Januari 2012
Selasar Selatan
Anggun penuh asirtektur kesederhanaan
Bernuansakan hijau, penuh penghijauan
Ketika orang memasukinya terasa nyaman
Tempat berdiskusi dan belajar
Kelompok-kelompok itu membincangkan materi
Memecahkan masalah dengan beberapa pemikiran
Menjadi satu dalam tulisan
Selasar selatan tempat istimewa
Disini kuharap akan muncul pemikir-pemikir
UIN Sunan Kalijaga, Labolatorium Agama dan Masjid, 11 Januari 2012
Kampus putih kampus perlawanan
Hadir disini dinegeri penuh kekacauan
Berjuta orang memperebutkan eksistensi
Tentang pendidikan yang menggunung
Terlantar seorang miskin dipintu gerbang
Kampus bernuansakan kerakyatan
Ditengah kota mengampirinya
Kuucapkan terima kasih
Karnamu aku disini, dikampus perlawanan
UIN Sunan Kalijaga, Labolatorium Agama dan Masjid, 11 Januari 2012
Disini Aku Berharap
Terbangun diperaduan beriramakan udara dingin
Aku menelusuri jejak malam
Ku melihat dari kejahuan engaku seorang Sufi
Aku hanya seorang awam
Tuhan beri waktu untuk aku mengerti
Sebagai manusia yang tahu akan kaidah
Aku siap menerima tentang apa yang terajadi
Karena Tuhan mengajari aku bersabar
KarnaNYA aku dibimbing melewati garis kebimnangan
Al-Munawwir Komplek L Kamar Pojok (El-Baru) Yogyakarta 12 Januari 2012
“bertemu Allah SWT dipagi buta”
Ku merasakan energi cinta-NYA
Dikala pagi menjelma
Saat semua orang tertidur dengan mimpinya
Diiringi udara keromantisan
Dan suara gemerici air yang mengalir
Aku menghadapMU
Aku bersujud padaMU
Aku berdoa dipagiMU
Saat itu ku resapi makna suci
Bersih hati ku nikmati
Aku dan Robbku
Menyatu dalam iringan syahdu
Nada “Habblum minnallah”
Al-Munawwir Komplek L Kamar Pojok (El-Baru) Yogyakarta 28 Februari 2012
Tangkai pagi beludru hinggap dimata sayup
Satu, dua, tiga, mulai merekah
Bergoyang mengikuti irama
Pagi buta ini aku merasa sepi
Menunggu gelegar petir yang siap memecah gedang telingaku
Cibogo, 30 Agustus 2012 rumahku syurgaku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H