Mohon tunggu...
Dedeh Rohimi
Dedeh Rohimi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi Universitas Pelita Bangsa, Program Studi PGSD

Perkenalkan nama saya, Dedeh Rohimi. Lahir di kota Bekasi pada tanggal 23 Desember 2003. Sedang melanjutkan pendidikan di salah satu Perguruan Tinggi Swasta yaitu Universitas Pelita Bangsa yang bertempat di Kabupaten Bekasi, Kecamatan Cikarang Selatan. Motivasi saya yaitu ketika kamu merasa kehilangan harapan, ingat bahwa Tuhan telah menciptakan rencana terindah untuk hidup kita

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Model Peta Pikiran (Mind Mapping) untuk Meningkatkan Pemahaman Membaca Siswa Sekolah Dasar

30 Desember 2023   23:20 Diperbarui: 13 Januari 2024   08:32 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat ini membaca bisa dipandang sebagai kegiatan penting dalam kehidupan bermasyarakat. Karena membaca seseorang dapat dengan mudah memahami kata yang diutarakan seseorang. Hampir setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca. Membaca juga menambah pengetahuan serta memberikan suatu wawasan baru dalam kehidupan. Meskipun kegiatan membaca akan memberikan dampak positif bagi kita namun masih sering ditemukan masalah sulitnya menumbuhkan minat membaca khususnya pada anak-anak. Kegiatan membaca tersebut sudah diterapkan sejak anak-anak duduk dibangku sekolah. Seharusnya pembelajaran membaca ini mampu meningkatkan kecerdasan siswa yang multak harus dikuasai agar dapat mengembangkan diri secara berkelanjutan. Dengan dasar kemampuan itu, siswa dapat menyerap berbagai ilmu pengetahuan yang sebagian besar disampaikan melalui tulisan. Berdasarkan dari sebuah pengamatan disekolah dasar dalam proses suatu mata pelajaran bahasa Indonesia pada khususnya dalam pemahaman membaca wacana begitu banyak kendala yang sering ditemukan dalam penguasaan membaca siswa seperti :

1. Kurang minat siswa dalam membaca sebuah bacaan
2. Para siswa tidak memahami isi dari bacaan yang sudah baca
3. Siswa kurang berkonsentrasi dalam kegiatan membaca
4. Bacaan yang kurang menarik

Permasalahan tersebut disebabkan karena kurangnya kesesuaian bahan bacaan yang tersedia dengan minat baca yang dimiliki serta kegiatan pembelajaran yang kurang menarik perhatian para siswa. Hal ini akan sangat berpengaruh pada kemampuan siswa dalam membaca. Berdasarkan masalah tersebut perlu diadakan usaha dalam peningkatan belajar siswa untuk memahami wacana dengan perbaikan pendekatan dan berbagai metode pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dengan penerapan model peta pikiran (Mind Mapping) diupayakan agar menarik perhatian dan minat siswa, mendukung kegiatan para siswa dalam menemukan ide pokok pikiran dalam wacana sehingga siswa mampu  memahami isi bacaan dari  wacana tersebut. Oleh karena itu, dengan penerapan model peta pikiran (Mind Mapping) bisa dianggap sebagai cara alternatif untuk meningkatkan keterampilan bahasa siswa terutama dalam hal pemahaman membaca. Model pembelajaran Mind Mapping tersebut pernah juga menjadi andalan oleh Tony Buzan (2009:27) seorang Psikolog dari Inggris, dengan menyatakan Mind maping dapat mengungkapkan pikiran-pikiran secara cepat dan efektif.

Oleh karena itu, pemahaman membaca merupakan suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh pesan atau untuk membangun pemahaman yang lebih dalam terhadap sebuah wacana. Adanya model Mind mapping atau peta pikiran yang menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar siswa, dapat membangkitkan sebuah ide-ide orisinil dan memicu ingatan siswa serta minatnya dalam pemahaman membaca disekolah dasar. Selain itu Mind Mapping juga dapat membantu anak untuk  mengingat, mendapatkan ide sebagai media permainan serta untuk menuangkan imajinasi sehingga memunculkan berbagai kreatifitas.

Mind Maping pertama kali dikembangkan oleh Tony Buzan, seorang Psikolog dari Inggris. Beliau adalah penemu Mind Map (Peta   Pikiran), Ketua Yayasan Otak, pendiri Klub Pakar  (Brain  Trust) dan pencipta konsep Melek Mental. Mind map diaplikasikan dibidang pendidikan, seperti teknik, sekolah, artikel serta menghadapi ujian. Mind Maping dapat diartikan sebagai proses memetakan pikiran untuk menghubungkan konsep-konsep  permasalahan tertentu dari cabang-cabang sel saraf yang membentuk korelasi konsep menuju pada suatu pemahaman dan hasilnya dituangkan langsung diatas kertas dengan animasi yang disukai dan gampang dimengerti oleh pembuatnya. Sehingga tulisan yang dihasilkan merupakan gambaran langsung gambaran langsung dari cara kerja koneksi-koneksi didalam otak anak. Menurut Tony  Buzan, Mind Maping dapat membantu kita untuk banyak hal seperti : merencanakan, berkomunikasi, menjadi lebih kreatif, menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat sesuatu dengan baik,  belajar lebih cepat dan efisien serta melatih  gambar keseluruhan.

Otak manusia tidak menyimpan informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang tersusun rapi, melainkan dikumpulkan pada sel-sel saraf yang bercabang-cabang, jadi apabila dilihat sekilas tampak seperti sebuah cabang-cabang pohon. Fakta tersebut, dapat disimpulkan apabila kita menyimpan informasi seperti cara kerja otak siswa, maka akan semakin baik informasi yang tersimpan diotak dan hasilnya tentu akan memudahkan kita dalam belajar.

Mind mapping merupakan sebuah cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak  dan mengambilnya  kembali  ke luar  otak.  Bentuk mind mapping seperti sebuah peta jalan dikota yang mempunyai  banyak berbagai cabang. Sama seperti halnya peta jalan kita bisa membuat pandangan  secara menyeluruh tentang pokok masalah dalam suatu  area  yang  sangat luas. Dengan sebuah peta kita  bisa merencanakan sebuah rute yang   tercepat dan tepat, mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita berada. Mind mapping bisa disebut sebuah peta rute yang digunakan ingatan, membuat kita bisa menyusun fakta dan berbagai fikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja otak kita yang alami akan  dilibatkan sejak awal sehingga mengingat informasi akan lebih mudah   dan bisa diandalkan dari pada menggunakan teknik mencatat biasa.

Mind mapping disebut peta pikiran,   adalah salah satu cara mencatat materi  pelajaran yang memudahkan siswa dalam belajar. Mind mapping bisa juga dikategorikan sebagai teknik mencatat  kreatif. Dikategorikan ke dalam teknik  kreatif karena pembuatan mind  mapping ini membutuhkan pemanfaatan imajinasi dari si   pembuatnya. Siswa yang kreatif akan lebih mudah membuat mind mapping ini. Begitu pula, semakin seringnya siswa membuat mind mapping, dia akan semakin kreatif. Dengan mind mapping daftar informasi yang panjang bisa  dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur dan mudah diingat dengan cara kerja otak dalam melakukan berbagai hal. Model peta  pikiran, kita dapat melihat hubungan antara satu ide dengan ide yang lainnya dengan tetap memahami konteks. Ini akan mempermudah otak untuk memahami dan menyerap informasi karena cara kerja  mirip dengan cara kerja otak koneksi di dalam otak manusia.

Proses menuangkan pikiran menjadi  tidak beraturan ketika anak-anak terjebak dalam model menuangkan pikiran dengan cara yang kurang efektif, sehingga kreatifitas tidak muncul. Masalah lain yang muncul ketika siswa berusaha mengingat kembali apa yang sudah didapatkan, dipelajari, direkam, dicatat, atau yang dulu pernah diingat. Model dikte atau mencatat semua yang dibacakan atau mengingat kembali isi bacaan, menghafal berbagai kata penting dan arti kata yang terjadi dalam proses belajar mengajar disekolah ataupun dimana saja menjadi kurang efektif ketika tidak didukung oleh kreatifitas pendidik atau siswa itu sendiri. Model dikte atau mencatat semua yang   dibacakan dan mengingat kembali isi bacaan, menghafal kata-kata penting dan arti kata yang terjadi dalam proses belajar mengajar disekolah atau dimana saja menjadi kurang efektif ketika kreatifitas tidak  didukung oleh pendidik atau siswa itu sendiri.

Daftar Rujukan :

W.J.S. Porwadarminta. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka).
 Nana  Sudjana.  2008. Penilaian  Hasil  Proses Belajar   Mengajar,   (Bandung:   Remaja Rosdakarya).  
Ngalim  Purwanto.  1997. Prinsip-Prinsip  dan Teknik  Evaluasi  Pengajaran.  (Bandung: Remaja Rosdakarya).  
Anas  Sudijono.  1996.   Pengantar  Evaluasi Pendidikan,    (Jakarta:    Raja    Grafindo Persada).
Harjasujana,  A.S.  &  Damaianti,  V.S.  2003. Membaca    dalam    Teori    dan    Praktik.Bandung: Mutiara.
Kridalaksana,  Harimurti.  1985. Tata  Bahasa Deskriptif   Bahasa   Indonesia:   Sintaksis. Jakarta: Pusat Pembinaan den Pengembangan Bahasa.
Syafi'ie,  Imam.  1999. Pengajaran  Membaca Terpadu.    Bahan    Kursus    Pendalaman Materi Guru Inti PKG Bahasa dan Sastra Indonesia. Malang: IKIP
Buzan,   T.   (2012). Buku   pintar   mind   map. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Carin, A.A. & Sund, R.B. (1989).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun