Mohon tunggu...
Dedeh Menulis
Dedeh Menulis Mohon Tunggu... -

Narsis salah satu bentuk bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Menantimu di Kerajaan Cinta

2 Januari 2015   02:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:00 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku Menantimu di Kerajaan Cinta
Andai hatiku dapat terlihat, bentuk ruang dan sisinya. Dirimu pasti aku ajak ke sana, ke kerajaan kecil yang penuh pepohonan rindang, tempat kita berteduh, bersenda gurau, dan bercumbu -rayu. Aku ingin sore hari melepas lelah bersandar dalam dadamu, sambil minum teh hangat yang bermaniskan madu cinta. Sambil mendengarkan musik yang mengalunkan balada di sudut senja. Aku juga ingin mengajak dirimu berjalan-jalan ke seluruh ruang sampai sudut- sudut hatiku. Melihat-lihat lampion yang terpasang di sana, yang menerangi ruang hatiku. Indah dan syahdu , karena cintaku untukmu menghiasi semua ruang dalam hatiku.

Kekasihku, begitu banyak kata-kata yang ingin aku uraikan untuk menyatakan perasaanku padamu, tetapi perbendaharaan kataku kurang. Aku tak bisa memilih kata-kata yang tersedia di sana, hanya beberapa kata yang aku dapat dari ruang hati ini, mungkin sudah usang tapi kata-kata ini sangat bermakna, " aku menantimu dalam kerajaan cintaku". Diruang ini sangat transfaranmtsk ada tirai, penuh kejujuran, tidak ada kemewahan. Aku mengajak dirimu menata kerajaan ini, supaya kita nyaman di dalamnya, hidup damai sampai maut memisahkan,.

Di halaman depan terlihat jelas banyak kerikil menghampar, sebagai terasering taman, di sana pula kita melakukan aktifitas karena di atas amparan kerikil itu juga, kita berjalan kaki. Keluar dan masuk kerajaan.
Sebagai fitrahnya kerikil itu tidak sama bentuknya, ada yang pipih, bulat, bersegi mungkin ada juga yang berbentuk elips. Sepetti manusia ada yang bentuk badannya gemuk, kurus, sedang, tinggi dan pendek.dengan ksrakter berbeda-beda, yang mungkin akan mempengaruhi kita dalam keseharian kehidupan.

Ketika kita berjalan di atas kerikil pasti kita dapat menikmati rasa, yang ada dalam tubuh kita terutama bahagian kaki. Kita merasa pegal, sakit, nyeri dan gstal, itu semua dapat disebabkan ksrena kondisi kita yang menerima. Jika hati lapang dengan keiklasan maka in shaa Alloh, rasa yang tadi akan berkurang.. kita akan merasa bahagia.Karena itu kita perlu merubsh pola hidup kita dengan menata masa depan

Tidak ada yang bisa kita lihat lebih indah, dari ketajaan atau taman manapun selain indahnya orang yang yang saling mencintai, seperti halnya pernikahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun