Mohon tunggu...
Dedeh Kholilah Wati
Dedeh Kholilah Wati Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Waspadai Krisis Kejujuran dalam Dunia Pendidikan

10 Mei 2012   07:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:29 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ada sebuah pepatah mengatakan, jika ingin selamat berjalanlah di atas rel kejujuran. Secara gamblang pepatah tersebut dapat diartikan bahwa hidup dengan kejujuran selalu dijadikan sebagai sebuah jalan untuk menghantarkan kita pada posisi selamat.

Sudah semestinya pendidikan mampu melahirkan orang jujur dan memegang amanah. Jadi sangat ironis ketika kita menyaksikan secara sadar deret panjang daftar kasus korupsi di negeri ini yang dilakukan oleh para pejabat terhormat, bukankah mereka adalah para elite politik yang berpendidikan tinggi? Maka sudah saatnya kita tilik kembali dunia pendidikan di negeri ini. Fakta tersebut membuat sebuah simpulan bahwa pendidikan kita belum mampu mencetak watak bangsa yang jujur dan berakhlak mulia namun baru bisa menghasilkan orang pintar tapi belum berkarakter.

Terkait dengan pentingnya nilai kejujuran  sebagaimana  dijelaskan pada model pendidikan karakter yang patut kita terapkan disekolah. Ada beberapa hal yang menjadi pertanyaan, bagaimana dengan kondisi kejujuran dalam dunia pendidikan kita? Mampukan kita tetap jujur menghadapi standar kelulusan Ujian Nasional yang semakin meninggi? Akankah kita tetap jujur di tengah hiruk pikuk persaingan dunia pendidikan?

Jika kita memperhatikan realitas saat ini tentang fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan kita, mungkin para guru, praktisi pendidikan, orang tua sebagai wali murid, dan mungkin para pembaca sekalipun, akan menemukan catatan pembenaran terhadap pernyataan bahwa kejujuran sudah sangat langka dan sulit ditemukan dalam lingkungan sekolah yang bernota-bene sebagai ladang pendidikan untuk mendidik generasi bangsa menjadi manusia yang intelektual, cerdas dan pintar tapi tetap memiliki kepribadian dan mental yang baik. Masihkan bisa kejujuran dikesampingkan?

Untuk menguji tingkat kejujuran dalam dunia pendidikan, salah satu poin indikator yang dapat dengan mudah kita jadikan sebagai alat ukur terhadap kejujuran di sekolah adalah dengan apa yang saat ini masih menjadi perdepatan dengan ujian nasional yang dianggap memiliki tingkat validitas dan standar nilai yang cukup tinggi. Walau kebijakan UN tahun ini tidak mengandalkan 100% nilai UN, karena dibantu dengan nilai rapot dan nilai ujian sekolah, tetap saja siswa dituntut untuk mendapatkan hasil UN secara tuntas. Meskipun kita bisa berbesar hati terhadap hasil kelulusan yang dicapai oleh dunia pendidikan kita dari tahun demi tahun yang selalu mengalami peningkatan, tapi tak dipungkiri tingkat validitas yang begitu tinggi masih membuat hasil kelulusan tersebut pantas untuk dipertanyakan kejujurannya.

Berharap Ujian Nasional yang telah  dilaksanakan kemarin, bukan hanya sebagai alat evaluasi hasil pendidikan yang hanya memperoleh nilai sebagai produk akhir, tapi juga mampu mencerdaskan kehidupan bangsa dalam arti yang seutuhnya sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Kecurangan UN akan memberikan dampak buruk terhadap kualitas pendidikan di Indonesia.  Selamatkanlah kejujuran dalam dunia pendidikan kita, demi menciptakan watak bangsa di masa yang akan datang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun