Mohon tunggu...
Dedeh Rohilah Azhari
Dedeh Rohilah Azhari Mohon Tunggu... Guru - Menulis menjadi awet muda

work hard for better life

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menemukan Bakat dan Minat Anak

22 Agustus 2021   22:54 Diperbarui: 7 Juni 2023   10:21 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setiap orang diciptakan dengan keunikan tersendiri, dan setiap orang punya talenta. Ada orang yang sejak kecil sudah menemukan bakatnya. Ada pula yang baru menemukan talentanya setelah dewasa, setelah melewati berbagai pengalaman hidup.

Anak adalah titipan Tuhan yang harus kita jaga dan kita didik agar ia menjadi manusia yang berguna dan tidak menyusahkan siapapun. Secara umum, anak mempunyai hak dan kesempatan untuk berkembang sesuai potensinya terutama dalam bidang pendidikan. seringkali kita melihat perkembangan prestasi anak yang  tergolong memiliki bakat istimewa. Namun kita juga sering menyaksikan beberapa anak yang tidak berbakat namun dipaksa untuk menekuni suatu bidang tertentu bahkan bidang  tersebut  tidak disukai oleh anak.  Setiap individu hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan, kecerdasan, bakat, dan minatnya.

Latar belakang, lingkungan fisik dan  sosial siswa akan berpengaruh  pada  kemajuan belajarnya. Sehingga kemampuan   siswa dalam sekelas tidak akan mungkin sama. Setiap anak dipercaya memiliki bakat sendiri-sendiri. Namun bakat anak ini tidak bisa langsung terlihat begitu saja. Karenanya orang tua harus mengenali dan memahami bakat yang dimiliki anak.  Dengan memahami bakat anak, akan lebih mudah dan terarah dalam mengembangkan kemampuannya.

Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya kemampuan berbahasa, bermain musik, melukis, dan lain-lain. Seseorang yang berbakat olah raga bidang badminton misalnya, dengan latihan yang sama dengan orang lain yang tidak berbakat olah raga, akan lebih cepat menguasai keterampilan tersebut. Untuk bisa terealisasi bakat harus ditunjang dengan minat, latihan, pengetahuan, pengalaman agar bakat tersebut dapat teraktualisasi dengan baik.

Sedangkan minat adalah suatu proses pengembangan dalam mencampurkan seluruh kemampuan yang ada untuk mengarahkan individu kepada suatu kegiatan yang diminati disertai keinginan untuk mengetahui, memiliki, mempelajari dan membuktikan. Minat terbentuk setelah diperoleh informasi tentang obyek atau kemauan dan keterlibatan perasaan, diiringi perasaan senang, terarah pada objek atau kegiatan tertentu dan terbentuk oleh lingkungan. Minat merupakan suatu ketertarikan individu terhadap satu obyek tertentu yang membuat individu itu sendiri merasa senang dengan obyek tersebut. Minat dapat menjadi indikator dari kekuatan seseorang di area tertentu di mana dia akan termotivasi untuk mempelajarinya dan menunjukkan kinerja yang tinggi. Bakat akan sulit berkembang dengan baik apabila tidak diawali dengan adanya minat pada bidang yang akan ditekuni.

Cara mengenali bakat dan minat anak, orang tua harus sering membersamai kegiatan mereka sehari-hari. Saat kebersamaan tercipta akan nampak secara kasat mata bakat dan minat anak-anak. Orang tua hanya tinggal mengarahkan dan memberi bimbingan. Memaksakan kehendak kepada anak untuk mencintai yang tidak mereka minati bukanlah pilihan yang tepat. Berkomunikasi dan berdiskusi tentang kegiatan yang akan diambil anak adalah bukti nyata orang tua yang peduli terhadap tumbuh kembang putra-putrinya. Hobi dan bakat sangat terkait erat. Keduanya bisa memotivasi anak untuk melakukannya secara lebih baik. Keberanian menghadapi tantantangan dan hambatan dalam menemukan bakat adalah salah satu karakter yang harus dibangun anak agar kelak mereka bertanggung jawab dengan pilihan hidupnya. Latihan adalah kunci dari keberhasilan. Bakat dan minat saja tanpa Latihan, tidak akan pernah mencapai hasil maksimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun