Penyebaran Wabah Virus Corona atau yang biasa disebut dengan Covid-19 masih terus berlangsung hingga saat ini. Awal mula dari diketahui adanya virus ini yaitu di daerah yang bernama Wuhan, yang terdapat di Negara China.Â
Kejadian tersebut diketahui pada awal tahun 2020 dimana ada beberapa orang yang terdeteksi mengidap penyakit tersebut setelah diperiksa oleh medis. Dengan kejadian tersebut segeralah virus tersebut menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia. Hal ini menyebabkan perubahan dalam segala aspek di masyarakat.Â
Tak terkecuali dengan dunia pendidikan, yang dimana Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diselenggarakan oleh pihak Universitas Pendidikan Indonesia di tahun 2021 ini yang dilakukan secara daring. Berbeda dengan KKN 3-5 tahun ke belakang dimana tempat wilayah KKN umumnya berada di daerah Bandung atau sekitaran Kampus, sekarang dengan adanya pendemi ini, membuat aturan KKN tersebut dirubah menjadi pelaksanaan KKN di laksanakan sesuai dengan domisili Mahasiswa masing-masing.Â
Adapun salah satu mahasiswa yang mengikuti program KKN di tahun ini adalah Dede Nugraha Pratama yang sering dipanggil Dede. Dede menuturkan bahwa KKN tahun ini ia memilihi di Sekolah Menengah Pertama di daerah asalnya, yaitu Kabupaten Majalengka. Dari dua tema besar yang diberikan oleh pihak kampus dalam program KKN ini. Yaitu Tema mengenai Pendidikan dan yang kedua mengenai EKonomi.Â
Dede memutuskan memilih Bidang Pendidikan dengan fokus sasarannya ke Sekolah Menengah Pertama. Adapun Rencana Program yang dilakukan diantaranya yaitu penguatan pembelajaran daring. Membantu guru dalam mendesain media pembelajaran, ada juga program pendampingan pembelajaran daring siswa, kemudian pendampingan orang tua dalam membimbing anak selama pembelajaran daring, tak lupa membuat edukasi di sosial-sosial media seperti Instagram dan Youtube.
Pada umumnya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah dilakukan secara tatap muka langsung di sekolah selama kurang lebih tiga hari pelaksanaan. Akan tetapi disaat masa pandemi seperti sekarang ini, MPLS tersebut tidak mungkin dilaksanakan secara Tatap Muka Langsung atau Luring, karena ditakutkan bila dilakukan hal tersebut, maka akan terjadi klaster penyebaran wabah virus corona.Â
Di saat seperti ini juga merupakan sebuah tantangan tersendiri yang dialami oleh para bapak/ibu guru dalam melaksanakannya, karena masih kurangnya pemahaman mereka akan teknologi acapkali menjadi masalah dalam melaksanakan MPLS daring ini. Memang memindahkan masa pelaksanaan mpls Luring ke Daring tidaklah semudah mebalikan telapak tangan, perlu adanya sarana dan prasarana yang memadai di sekolah guna mendukung kelancaran proses masa mpls ini.Â
Juga didukung oleh jaringan internet dari siswanya juga agar kelancaran acara tersebut bisa tercapai. Akan tetapi setelah melalui rapat guru dan juga berdiskusi dengan para lembaga negara yang berwenang dalam mengurus masalah penyebaran virus ini, akhirnya SMPN 1 Banjaran di perbolehkan untuk melakukan masa MPLS ini dilakukan secara daring.
Adapun sebelum pelaksanaan MPLS ini dilakukan, Kepala Sekolah dan Guru-guru memutuskan untuk mengadakan rapat dengan orang tua siswa terkait konsep dan teknis bagaimana untuk melaksanakan MPLS ini secara daring. Rapat orang tua pun dimulai dengan mengacu pada protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sekolah disini pada saat rapat orang tua paling maksimal mengundang 30 Orang Tua siswa yang satu harinya terbagi menjadi 4 sekolah.Â
Rapat orang tua siswa ini pun dilakukan selama 4 hari, dimulai dari tanggal 15, 16, 17 dan 19 Juli 2021. Â hasil daripada rapat tersebut memutuskan bahwa Guru berkunjung ke tempat titik siswa berkumpul di daerah atau domisilinya masing-masing, dan juga pelaksanaan tersebut di ikuti oleh siswa dengan memakai asal seragam sekolahnya masing-masing.