Mohon tunggu...
Dede Ahmad Ramdhan
Dede Ahmad Ramdhan Mohon Tunggu... Freelancer - RA94

Punten Numpang Nulis

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

F1 2025, Tantangan Lewis Hamilton Bersama Ferrari

28 Januari 2025   06:00 Diperbarui: 28 Januari 2025   04:32 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lewis Hamilton Ferrari (Sumber: www.instagram.com/scuderiaferrari)

Sejarah pembalap F1 di Ferrari memiliki hasil yang bervariasi, selama 74 tahun Ferrari berkompetisi di F1. Melihat bagaimana nasib pembalap Ferrari sebelumnya mungkin akan menggambarkan bagaimana Kariri Ferrari Hamilton nantinya.

Bagi pembalap F1 bergabung dengan tim Ferrari adalah langkah yang besar. Ferrari adalah tim paling ikonik di F1, dan Hamilton adalah pembalap yang paling disorot dan terkenal dalam sejarah olahraga ini. Namun, hubungan Ferrari terhadap pembalap top mereka berbeda-beda, dan peran Hamilton di Ferrari juga berbeda dari para pembalap sebelumnya.

Beberapa pembalap, seperti Charles Leclerc dan Felipe Massa, dibawa sebagai protegen tim, sementara yang lain seperti Michael Schumacher, Kimi Rikknen, Fernando Alonso, dan Sebastian Vettel---bergabung sebagai megabintang yang sudah terkenal. Kasus Carlos Sainz cukup unik karena ia bukanlah megabintang saat bergabung dengan Ferrari, melainkan dihadirkan untuk mengisi kekosongan setelah kepergian Sebastian Vettel, dengan Leclerc yang mengambil peran sebagai pemimpin tim.

Ketidakstabilan Menjerumuskan Ferrari

Maurizio Arrivabene (kanan) dan Mattia binotto (kiri) (sumber: formula1.com)
Maurizio Arrivabene (kanan) dan Mattia binotto (kiri) (sumber: formula1.com)

Situasi Hamilton berbeda. Ia tidak diharapkan menjadi asset masa depan Ferrari seperti halnya Schumacher, Rikknen (2007), Alonso, atau Vettel. Sebaliknya, Ferrari merekrutnya dilihat dari kualitas dan pengalaman yang akan dibawa Hamilton saat ini juga, bukan sebagai pusat tempat mereka membangun masa depan tim. Meskipun kinerjanya sangat penting, tim tidak akan  tertekanan untuk membuat segalanya berputar di sekitar Hamilton seperti yang terjadi pada pembalap-pembalap sebelumnya, Hamilton nantinya diharap akan menjadi patokan dan inspirasi bagi pembalap Ferrari kedepan.

Bagi Hamilton, hal ini merupakan suatu hal yang positip. Schumacher adalah satu-satunya pembalap yang benar-benar mampu memenuhi ekspektasi besar di Ferrari, dan suksesnya diraih berkat dukungan dari tokoh-tokoh kunci seperti Ross Brawn dan Jean Todt. Bersama-sama, ketiga orang ini menciptakan dinamika yang memungkinkan Schumacher untuk berkembang. Pembalap lain, seperti Rikknen, kesulitan untuk meniru kesuksesan tersebut karena mereka tidak memiliki sistem dukungan yang sama. Kimi Rikknen adalah pembalap yang brilian, namun tidak memiliki etos kerja atau kualitas kepemimpinan seperti Schumacher. Gelar juaranya pada 2007 sebagian besar disebabkan oleh fondasi yang sudah dibangun oleh manajemen sebelumnya.

Ketika Ferrari menyadari bahwa mereka membutuhkan pemimpin yang lebih aktif, mereka merekrut Fernando Alonso, tetapi dinamika tim masih belum sama seperti di era Schumacher. Alonso lebih proaktif dibandingkan Rikknen, namun ia tidak diberdayakan dengan cara yang sama seperti Schumacher. Hubungannya dengan tim mulai merenggang setelah kesalahan strategi yang merugikan peluangnya meraih gelar pada 2010, dan ia semakin emosional terpisah dari Ferrari. Hal ini menyebabkan perpisahannya dengan tim, di akhir musim 2014 dan Sebastian Vettel direkrut sebagai pengganti selanjutnya.

Vettel memiliki ambisi dan etos kerja yang dicari Ferrari, tetapi hubungannya dengan manajemen cukup rumit. Tim, yang berada di bawah kepemimpinan baru, tidak memberikan kebebasan yang sama seperti yang diterima Schumacher. Semangat kompetitif Vettel mulai meredup, dan dengan munculnya Leclerc, Ferrari lebih memfokuskan perhatian pada pembalap muda yang masih berkembang. Ketidakstabilan kepemimpinan Ferrari setelah era Brawn/Schumacher/Todt menyebabkan kesulitan untuk mencapai kesuksesan, dan bahkan pembalap yang sangat berbakat pun kesulitan untuk mencapai potensi penuh mereka.

Kepemimpinan Fleksibel Fred Vasseur

Fred Vasseur Merayakan Juara balap pertama rival tim Mclaren, Lando Norris (Sumber:formulapassion.it)
Fred Vasseur Merayakan Juara balap pertama rival tim Mclaren, Lando Norris (Sumber:formulapassion.it)

Penunjukan Fred Vasseur sebagai principal tim membawa suasana yang lebih kalem. Vasseur memiliki hubungan baik dengan baik Leclerc maupun Hamilton, Saat menjadi tim principal Leclrec di Alfaromeo dan Hamilton di masa GP2nya. Vasseur sangat terampil dalam mengelola ketegangan internal dan berhasil menstabilkan tim. Lingkungan yang lebih tenang ini mungkin adalah hal yang dibutuhkan Hamilton untuk kembali ke puncak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun