Bgaimana pembalap F1 berkedip? mungkin jadi pertanyaan sedikit konyol dan tidak penting ditanyakaan. Tapi ada hal yang cukup menarik terjadi ketika seseorang melaju 300 km/h 50-70 kali memutari sirkuit, termasuk cara mereka berkedip.
Bagi kita manusia bisa, berkedip jadi kebiasaan yang jarang dipertimbangkan. Rata-rata kita berkedip sekitar 15-20 kali per menit, dengan setiap kedipan berlangsung sekitar 0.1 detik.
0.1 detik memang cepat, tapi ketika F1 driver melajukan mobilnya dengan kecepatan 300km/h bisa berarti hilang indra penglihatan sekitar 20-50 meter di lintasan. Jika frikuensi berkedip saat balapan sama seperti bisa, pembalap bisa kehilangan sekitar 500 meter informasi di sirkuit setiap lapnya akibat berkedip.
Adaptasi Mata Manusia
Ryota Nishizono ahli saraf kognitif dari Laboratorium Ilmu Komunikasi NTT di Atsugi, Jepang mengungkapkan tinkat kedipan mata bisa berubah tergantung kegiatan yang dilakukan. Beberapa orang cenderung berkedip lebih sedikit saat mereka berkonsentrasi menatap layar smarthpone atau Komputer.
"Banyak orang berpikir mengedipkan mata hanya dilakukan untuk melembabkan mata, tetapi hanya beberapa kedipan per menit yang cukup untuk tujuan ini." kata Ryota Nishizono di Laboratorium Ilmu Komunikasi NTT di Atsugi, Jepang.
Untuk mempelajari bagaimana balapan dapat memengaruhi kedipan mata, Nishizono dan rekan-rekannya mengamati tiga pembalap profesional yang bekerja untuk tim balap Formula.
Setiap pembalapap melakukan 304 putaran latihan di sirkuit Fuji, Suzuka dan Sugo. Pelacak mata dipasang di helm mereka merekam dan menghitung kedipan mereka.
Dari data tersebut diungkapkan, meskipun frekuensi kedipan dari tiga pembalap berbeda, mereka umumnya berkedip di sekitar titik tempat yang sama dalam sirkuit. Dengan tingkat kedipan mereka menurun saat mereka melaju lebih cepat.
Nishizono mengatakan awalnya mereka terkejut dengan pola kedipan yang konsisten dari ketiga pembalap. Nishizono beranggapan dengan pola geraklan stir, gas dan rem yang sama dari ke tiga driver, kemungkinan hal ini mempengaruhi kondisi kognitif mereka dan mungkin ini mempengaruhi singkronisiasi pola kedipan mereka.