Setelah bersama Pirelli selama sepuluu tahun terakhir, F1 mungkin bisa beralih menggunakan ban Bridgestone dari musim 2025. Bridgestone dilaporkan sedang berusaha untuk mengambil alih peran pemasok ban F1 yang sekarang dipegang Pirelli.
Dilaporkan oleh BBC Andrew Benson, Bridgestone sudah melakukan penawaran untuk menjadi pemasok ban F1 untuk musim 2025, menggantikan Pirelli. Sebelumnya Pirelli menggantikan perusahaan ban asal jepang ini di musim 2011. Setelah take over ini ban F1 Pirelli canderung lebih suhu sensitif di banding ban Bridgestone.
Dikutip dari Mark Hughes (F1 Analist the-race), Ban Pirelli canderung lebih sensitif dengan suhu yang menyebabkan Thermal Degradation (degradasi akibat suhu panas). Degradasi ban umumnya terjadi akibat gesekan dengan aspal, perlahan-lahan mengkikis permukaan karet ban. Sedangkan Degradasi Thermal, diakibatkan bagian dalam ban yang memanas sehingga struktur inti ban melemah dan tidak bisa menahan tekanan dari mobil.
Sebab itu Driver tidak bisa terus mengebut, dan lebih sering berhati-hati dengan suhu dan degradasi ban selama balapan mengakibatkan aksi di sirkuit berkurang. Era ban Pirelli terkenal dengan ciri khas balapan seperti ini, Driver harus bisa menyeimbangkan antara kecepatatan dan daya tahan ban.
Tantangan Tersendiri BridgestoneÂ
Kompetisi selalu membawa inovasi. Pirelli sudah menjadi supllier ban tunggal f1 selama 12 tahun, walau pastinya Pirelli sudah mengerahkan inovasi terbaiknya, dengan adanya potensi lawan yang ingi merenggut tahtanya akan mendorong baik Pirelli maupun Bridgestone menawarkan prodak yang lebih baik.
Terlalu naif jika menganggap ban Bridgestone lebih superior ketika melihat produk mereka dari musim 1997-2010. Bridgestone belum pernah membuat ban spek f1 untuk semua tim. Musim 2007-2010 memang mereka jadi pemasok tunggal f1 tapi teknologi tersebut diturunkan dari musim sebelumnya dimana terjadi perang ban dengan Michelin.
Ban spek standar harus memenuhi spesipikasi khusus yang diinginkan FIA, dan tidak hanya soal membuat ban lebih lengket dan lebih kokoh, tapi harus terdapat konsistensi dari jangka penggunaan tipe ban yang disediakan saat balapan.
Selain itu dengan mobil yang lebih besar dan berat, pengalaman F1 Bridgestone sedikit kurang relevan sehingga akan dibutuhkannya banyak tes dan simulasi untuk mengejar ketertinggalan pengetahuannya.
