GP Monako adalah balapan yang special di setiap musimnya. Wlaupun balapanya dinilai boring jarang aksi salp menyalip, jalanan sempit yang tidak kenal ampun jadi daya tariknya sendiri.
Lahir dan besar di Monako pembalap Ferrari Charles Leclerc tentunya ingin mencetak kenangan indah di tanah kelahirnya. Tapi di lihat dari musim-musim sebelumnya, malah apes dan kecewa yang dia dapat.
Terlebih Ferrari yang turun performanya di musim ini. Selain podium di baku, performa Leclerc jadi turun menurun dan sudah mengantongi 2 dnf di Bahrain dan Australia.
Setelah hasil yang mengecewakan di Miami sebelumnya Ferrari dan Leclerc berharap bisa membalikan keadaan mereka di depan supporter tuan rumahnya.
Menjelang  balapan kandangnya, Charls Leclerc berharap 'kutukan tuan rumah' bisa hilang di akhir pekan nanti. Lahir dan dibesarkan di Monako, seringkali dukungan dan semangat supporter kampung halaman bisa memberi dorongan bagi pembalap tapi sayangnya bagi Charles GP Monako seakan jadi batu ganjalan setiap musimnya.
Leclerc di Monako
Sebelum karir F1-nya di mulai, F2 jadi balapan pertama Leclerc di Monako. 'Kutukan' kampung halaman ini mulai terlihat disini. Walaupun berhasil menempati posisi pole, akibat timing mobil safety car Lecrec terjerumus di p4 dan akhirnya terpaksa harus DNF akibat kerusakan suspense.
Sepanjang 5 tahun karir F1-nya, Leclerc hanya satu kali sampai ke garis finish walaupun berhasil menempati posisi pole dua kali.
2018 musim perdananya dengan Alpha Romeo Sauber. Setelah berhasil kualifikasi di p14 dan menempati p12 sepanjang balapan, dengan 8 lap tersisi mobilnya mengalami kerusakan rem dan menabrak mobil Brandod heartly saat menuju belokan ke 10 setelah terowongan, menybabkan DNF.