Mohon tunggu...
Dede Ahmad Ramdhan
Dede Ahmad Ramdhan Mohon Tunggu... Freelancer - RA94

Punten Numpang Nulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gelembung Manusia

1 September 2020   17:46 Diperbarui: 1 September 2020   17:43 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Hope (al'amal) By RA94: deviantart.com/ra94

Gelembung manusia. Bertebar dalam sungai tercemar.

Putih amis tidak hidup, menunggu kehidupan.

Dalam kerangka harapan. Ditopang pondasi rapuh keimanan, 

Berharap kebahagiaan menunggu tidak menentu

Akar-akar tumbuh, Terhubung, menyatu, tidak terbendung. Di bawah lindungan atap tua rapuh berjatuhan.

Bangkit kesadaran. kaki tangan tersambung. Mata terlinga terhubung. lidah mulut tidak bisa dibendung.

Akal pikiran memberontak. Perasaan berkuasa, mengontrol segala. 

Gelembung bergerombol serentak. Tidak tau apa, mengapa, siapa, bagaimana. Mengikuti arus sungai sang penggerak.

Terdesak tidak tau apa-apa. Terhantam tidak tau bagaimana.

Harapan tidak datang dari mana-mana. Dalam Celah-celah gelembung Manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun