Bila berbicara mengenai minat baca, hal ini tidak lain disebabkan oleh kebiasaan. Masyarakat kita tidak terbiasa untuk menjadikan membaca sebagai kegemaran, sebagai hobi, sebagai kegiatan yang menarik untuk dilakukan. Bahkan, terkesan orang yang gemar membaca dijuluki nerd atau si kutu buku. Hal yang seperti inilah yang mungkin saja menyebabkan banyak orang enggan membaca.
Padahal membaca banyak sekali manfaat dan faedahnya. Atas keprihatinan tersebut, Padmini Walilung a.k.a Dede Pratiwi ingin masuk dan menyelusup ke dalam fiksi agar anak muda kembali bergairah membaca fiksi, namun bukan hanya sembarang fiksi, tentu saja fiksi yang disajikan memiliki kesegarannya karena terdapat khasanah budaya dan sejarah di dalamnya.
Remaja yang tidak kenal budaya dan sejarah bangsanya akan rentan terkena arus globalisasi yang makin kuat, setidaknya dengan menyelusup ke dalam fiksi, remaja kembali bergairah mengenal sejarah bangsanya lagi. Namun, sekali lagi fiksi tetaplah fiksi, meski dibalut sejarah. Jangan lupakan bahwa karya fiksi adalah imajinasi dan representasi pengarang atas segala hal yang dilihatnya di dunia ini.
Untuk menyemarakkan karya fiksi, penulis mempersembahkan sebuah karya fiksi
Judul novel : Serat Kalatidha
Penulis : Padmini Walilung a.k.a Dede Pratiwi
(Pemenang ketiga lomba cipta novel atpress sby 2018, pemenang sesi 1 lomba novel writing marathon tinlit 2018, pemenang lomba cipta cerpen meta kata publishing 2012)
Penerbit : At Press Surabaya
Harga P.O. : 50.000 (harga normal 55.000)
Tebal : 125 halaman
ISBN : 978-602-0745-23-7
Pemesanan :
Bisa langsung WA ke 081282495524 hubungi penulisnya Dede Pratiwi di akun IG: @ddtiwi
Bisa juga langsung inbox akun fb AT Press Sby
Format Pemesanan :
SK_Alamat_NoHape_JumlahPesanan
Blurb :
Ketika membuka album foto kakeknya, ia menemukan dan membaca secarik kertas berjudul Serat Kalatidha, secara ajaib dirinya tersedot dalam abad 17, tepatnya tahun 1706 Masehi dan hidup sebagai anak putri raja keraton Kartasura, Pakubuwana I yang namanya sama dengan dirinya, Ratu Wandansari.
Kehidupan yang sungguh kontras, dengan didampingi empat orang dayang-dayang berbagai keanehan terjadi di abad 17, seperti Kanu Samudra cowok sok cool dan Bang Rio pentolan SMA-nya entah mengapa juga ada bersamanya di abad 17, sebagai orang yang berbeda dengan wujud, rupa dan sikap yang sama. Mungkinkah Kanu Samudra, Bang Rio dan dirinya adalah reinkarnasi di kehidupan masa lalunya?
Grab it fast guys!!!
#novelromance #atpresssurabaya #padminiwalilung #dedepratiwi #fiksiremaja #novelringan #novelindonesia #seratkalatidha