Mohon tunggu...
DEDE MULYANAH
DEDE MULYANAH Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis adalah kemesraan antara hati dan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

R I S A U

18 April 2015   21:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:56 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Impian semu

Di bahu fatamorganamu

Aku terjatuh

Terhempas

Melayang dalam angan…….

Kau rangkul

Kau cumbu tanpa malu

Angin

Hujan

Terik Mentari

Menjadi pagar saksi keangkuhanmu

Tak pernah ragu

Datang

Datang lagi padamu……

Senyummu seperti candu dalam hatiku

Kau sebarkan lewat ciuman mesramu

Sesaat ….

Lalu hilang dalam egomu yang dalam

Rindu

Resah

Tak jelas harus kemana ku alamatkan

Aku hanya milikmu dalam mimpi-mimpi

Dan kau membiarkannya hadir…….

Tanpa wujud aslinya

Siang

Malam

Bagai hidup tanpa alasan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun