Mohon tunggu...
DEDE MULYANAH
DEDE MULYANAH Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis adalah kemesraan antara hati dan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengapa Harus Sinetron "Karakter " Binatang ?

29 Maret 2015   05:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:51 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya bukan orang yang pertama yang menyampaikan kekhawatirannya tentang tayangan sinetron di televisi. Tapi kekhawatiran saya harus saya salurkan di sini mudah-mudahan bisa menjadi pengalaman dan pelajaran bersama.

Saya jarang sekali menonton tv dengan acara yang sama dengan rutin. Hanya untuk acara-acara tertentu saja yang saya anggap berkualiatas atau ketika mendampingi putra-putri saya menonton. Akhir-akhir ini saya sering merasa risih  ketika “sibungsu” anak saya memperagakan tingkah seorang tokoh dalam sebuah sinetron di televisi . Padahal anak saya tidak pernah secara rutin menyaksikan sinetron tersebut. Keheranan saya semakin bertambah ketika melihat beberapa judul sinetron yang menggambarkan sesesorang dalam karakter seekor binatang. (Maaf) sebut saja Ganteng-ganteng srigala, Monyet cantik, Manusia-manusia harimau dll. Belum  lagi saya perhatikan anak-anak di sekolah yang bertingkah seperti  tokoh-tokoh sinetron dalam sinetron yang berlatar didunia sekolah, berdandan, berbicara atau membully teman.

Setelah saya perhatikan sinetron-sinetron tersebut menggambarkan karakter binatang ke dalam diri manusia. Terpikir dengan sebuah pelajaran di sekolah dasar tentang cerita binatang atau fabel  yang memang banyak kita jumpai misalnya si kancil dan buaya, kura-kura dan monyet dsb. Nampaknya ada yang berbeda disini. Dalam cerita dongeng tentang kisah binatang , kita mencoba menyampaikan pesan atau amanat yang baik melalui kisah kehidupan binatang. Tertanam dalam benak saya kenangan semasa sekolah dulu betapa menyenangkannya ketika guru membacakan dongeng kisah binatang. Ada banyak kebaikan yang bisa saya petik dari kisah-kisah dongeng binatang yang diajarkan semasa sekolah dulu.

Berbeda jauh dengan sinetron yang bertajuk binatang yang banyak muncil di TV sekarang ini, yang sangat mengkhawatirkan saya. Anak-anak jadi menirukan tingkah polah “kelakuan” binatang yang digambarkan. Sah-sah saja memang tapi melihat banyaknya yang ditiru oleh anak-anak adalah hal yang kurang baik, sering saya merasa khawatir. “kekerasan” ketika tokoh-tokoh binatang itu berkelahi terekam dalam ingatan anak, begitu juga karakter binatang yang diperankan oleh manusia,  dan yang terlintas dalam benak anak sepertinya “tingkah-tingkah” itu boleh mereka lakukan  dalam kehidupan mereka. Belum lagi kehidupan di dunia sekolah yang ditampilkan dalam sinetron-sinetron tersebut yang sering kali menampilkan tingkah “bully” antar teman sekolah, atau bahkan gurunya. Jam tayang sinetron-sinetron tersebut juga pada waktu-waktu dimana anak banyak menonton.

Pertanyaan saya yang tak pernah terjawab, “ mengapa tidak dibuat tayangan ( sinetron / film) yang lebih mendidik anak . Kisah-kisah yang banyak menyampaikan pesan atau amanat yang baik untuk para anak kita. Bukan kisah yang bertajuk binatang yang banyak ditayangkan sekarang . Atau jangan juga kisah tentang kehidupan anak-anak sekolah yang dilingkungan sekolah diperbolehkan “berdandan menor”, mencontohkan membully teman bahkan guru mereka yang sering digambarkan sebagai sosok yang “culun” dengan kaca mata bulat besar dan pakaian yang “norak”. Siapa yang akan bertangggung jawab kalau semua yang digambarkan dalam tayangan sinetron itu ditirukan oleh anak-anak kita. Atau siapa yang bisa menjamin kalau tayangan tersebut tidak akan ditirukan oleh para penontonnya khususnya anak-anak kita?. Banyak juga memang tayangan sinetron yang bagus dan mendidik ditayangkan di TV tapi menurut saya lebih banyak juga tayangan sinetron yang kurang mendidiknya.

Mengapa harus sinetron "karakter" binatang yang banyak ditampilkan? Kurang menarik kah kisah manusia atau tokoh-tokoh sukses dalam kehidupan kita untuk di kemas  dalam tayangan sinetron ? Agar menjadi inspirasi bagi seluruh anak Indonesia.

Anak-anak kita adalah aset bangsa. Pendidikan yang baik dan benar adalah investasi kita di masa depan dan tanggung jawab kita bersama. Harapan saya semoga tayangan-tayangan yang kurang mendidik ditinjau ulang untuk ditayangkan di TV. Saya yakin ini harapan semua orang tua di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun