Pemberitaan tentang mantan Jenderal FS yang tiada henti dan cenderung makin kesini makin nyeleneh, drama KDRT yang ga jelas, sampai ancaman Resesi Ekonomi 2023, menjadi bagian pemberitaan yang kita konsumsi dalam 2 minggu terakhir ini.Â
Saya secara pribadi sudah mulai membatasi diri, untuk segera skip berita-berita ini jika muncul dilaman media sosial saya.
Begitupun jika berita ini hadir di TV, segera saya ganti saluran. Semampu saya untuk membatasi panca indera ini dari berita-berita seperti itu. Namun, itupun ga cukup, ketika berinteraksi dengan tetangga ataupun rekan kerja, bahasan tentang berita-berita ini kerap masih terjadi.
Mengapa ini penting? Saya percaya bahwa apa yang kita baca, kita dengar, kita lihat, akan mempengaruhi emosi kita. Bayangkan jika memulai hari dengan emosi-emosi negatif. Emosi yang negatif akan membuat energi negatif, energi negatif itu akan menempel sepanjang hari dan membuat perilaku kita pun menjadi negatif, kita menjadi lemas, malas, dan mudah marah.Â
Mood bekerja menjadi negatif, dan ini mempengaruhi produktivitas kita.
Energi negatif itu menular, dan proses penularannya jauh lebih cepat.Â
Ga percaya? coba anda bisik-bisik dengan teman disebelah anda, ketika sedang kumpul dengan orang-orang, pasti orang disekitar anda akan merasa anda membicarakan dirinya, anda tidak setuju dengan idenya atau hal negatif lainnya. Tanpa kita sadari, orang lain pun terbawa menjadi negatif. Dan bahayanya, energi negatif sulit untuk hilang dengan sendirinya, jika kita tidak memulai menggantikannya dengan energi positif.Â
Gampangnya gini, ketika kita menyimak dan ikut larut dengan berita KDRT artis, apa kecenderungan yang kita lakukan? kita pasti akan menyampaikan berita yang kita tahu ke rekan kita, istri kita, atau minimal kita akan menuliskan status di media sosial kita, betul ya? dan jika kita tidak sampaikan atau utarakan, ada perasaan ngegantung yang ga enak di hati. Kurang sreg gitu.Â
Nah perasaan kurang sreg ini tidak akan hilang dengan sendirinya, kecuali kita mengganti dengan berita atau informasi lainnya, atau cara kedua, melakukan aktivitas yang berbeda. Yang semula duduk sambil pegang HP, coba deh berjalan, atau melakukan sesuatu tanpa HP. Pasti emosi kita akan berubah.
Â
Kita Pemegang Kendali Penuh Diri Kita.
Kekhawatiran tentang masa depan, ekonomi dunia yang bergejolak, dan lain sebagainya bisa terjadi. Semua itu di luar kontrol kita. Yang menjadi kontrol kita 1000% adalah aktivitas kita. Apakah kita mau menunggu saja semua itu terjadi, atau mulai mempersiapkan diri. Apakah kita mau menangisi situasi atau mau merancang situasi. Kita adalah apa yang kita pikirkan. Dan semua yang kita pikirkan akan menjadi kenyataan.Â