Dalam hidup ini kita tidak bisa lepas dari masalah, baik itu kecil ataupun besar. Pasti ada aja yang sedikit banyak menyita waktu dan energi kita. Meskipun sering sekali kita panik pada masalah yang dengan skala besar, untuk masalah-masalah kecil, kayanya kita pikirin belakangan aja deh.
Diantara kewajiban bulanan; belanja kebutuhan, cicilan dan tabungan dana darurat, yang kadang kita abaikan dana darurat, karna merasa "toh belum kejadian".
Kenapa koq saya angkat konteks masalah?Â
Bukan bermaksud membuat hari anda semakin berat dengan tulisan ini ya, hanya saja saya mengamati masalah-masalah kecil sering menjadi batu sandungan yang berdampak besar karena ketidakmauan dan rasa abai kita mengatasinya sejak awal.Â
Ibarat pembalap Moto GP, yang membuat mereka terperosok ketika bermanuver adalah ketika ban mereka terkena pasir-pasir kecil yang tidak terlihat dari jarak jauh. Kalau saja ada batu besar di tengah lintasan Moto GP pasti para pembalap dengan sigap menghindar. Tapi karena ini pasir yang kecil, dan mereka tidak terlihat membuat lengah ketika bermanuver. Contoh lain, rumah kami selama ini aman sejahtera meskipun hujan, tetapi seminggu terakhir ini curah hujan cukup tinggi membuat ada kebocoran di dapur kami, awalnya saya lihat cuma ada 1 titik bocor kecil, nanti saja bisa nyuruh tukang. Akibat pembiaran ini, tadi pagi saya dikagetkan ada 5 titik yang bocor dan paling parah di kamar hingga merusak plafon. Lalu bergumamlah dalam hati, coba kemarin-kemarin langsung action, ditutup semua yang retak-retak di dak (cor-coran) atas pasti gak sebesar ini kerusakannya.
Ya itulah kita, itulah manusia. Ketika masalah kecil terlihat kita sering mengabaikannya, tetapi ketika masalah itu menjadi besar barulah panik, ngomel sana, ngomel sini. Sudah tahu jam masuk kantor jam 08.00 tetap aja berangkat jam 07.30, hanya karena menunggu niat mandi sambil lesehan di Sofa.Â
Masalah Memberi Makna Bagi Kehidupan.
Mengutip Buku John C Maxwell yang berjudul Developing The Leader Within You, dijelaskan bahwa kita perlu mengubah sudut pandang, bukan mengubah persoalan. Bahwa masalah adalah sarana terbaik untuk kita eksplorasi diri. Seekor elang untuk bisa terbang tinggi dan cepat ia membutuhkan udara. Tapi jika tidak ada udara, maka burung itu akan jatuh. Unsur utama yang membuat elang terbang pada saat yang sama bisa menjatuhkannya. Kendala utama yang dihadapi sebuah perahu boat adalah air terhadap baling-baling, tapi kalau tidak ada air, perahu boat itu tidak akan bergerak sama sekali.
Hukum yang sama bahwa hambatan adalah syarat kesuksesan juga berlaku pada manusia. Seumur hidup kita memiliki kecenderungan menyingkirkan dan menghindari masalah. Tetapi tahukah anda, tanpa masalah seseorang bisa menjadi lumpuh, ia akan menjadi orang yang tidak kreatif dan pasif. Seperti kata bijak yang diucapkan seorang yang tua dan kesepian, "apa beban hidup yang paling berat? adalah ketika tidak memiliki beban sama sekali".
Ketika Valentino Rossi tergelincir akibat pasir, ia akan belajar bermanuver dengan angle baru. Ketika seseorang merasakan malunya terlambat, ia akan belajar disiplin pagi hari. Begitupun saya, ketika harus keluar biaya banyak karena bocor, maka saya akan lebih rutin memperhatikan kebocoran-kebocoran kecil plus mulai disiplin untuk dana darurat.
Karena begitu terasanya .. bocor diatap, bocor direkening..