Jika kita hanya mengukur pekerjaan kita berdasarkan apa yang kita terima, yaa mungkin banyak pekerjaan yang akan tidak beres.
Kalau semua orang hanya memikirkan porsi dari pekerjaannya, besar kemungkinan tidak ada sebuah mahakarya.
Suka atau tidak, batasan memang ada, tetapi kita mempunyai pilihan, apakah mau tetap dalam batasan yang memorsi diri atau keluar dari batasan tanpa merasa memforsir diri.
Terdengar tidak sehat, terlalu naif dan mungkin terlalu berlebihan.. tapi inilah kenyataannya, saya merasa tuntutan agar cepat beres bukan karena ingin menyiksa orang dan bahkan diri sendiri untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan jam berapapun, tetapi lebih kepada agar saya gak kepikiran, hati gak merasa gantung dan lain sebagainya.Â
Totalitas inipun bukan demi perusahaan, yaa saya sih beryukur jika perusahaan melihat ini sebagai nilai plus, tetapi totalitas ini demi sebuah kepuasan diri. Saya lega jika pekerjaan sudah beres, tidak punya tanggungan dan bisa plong.
"wis ben ndang rampung rek.." saut ku ke sahabat.."ben ndang iso mampir nang warteg mas.."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H