Mohon tunggu...
DW
DW Mohon Tunggu... Melihat, Mendengar, Merasa dan Mencoba

Setiap Waktu adalah Proses Belajar, Semua Orang adalah Guru, Setiap Tempat adalah Sekolah

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Kekuatan Itu Bernama Data

30 September 2019   18:32 Diperbarui: 30 September 2019   18:49 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siang ini ditengah meeting dengan salah satu client, tiba-tiba ada "Pop Up" (semacam notifikasi) yang keluar dari layar HP saya yang cukup membuat saya takjub. 

Isi nya kurang lebih seperti ini.. "Hi Dedy, Helm yang kamu cari ada lho, yuk intip di Toko*****.. " What the..??!!

Padahal baru pagi tadi saat perjalanan ke kantor saya iseng-iseng buka Instagram dan ada "Pengiklan" aksesoris motor, termasuk helm.. Saya tidak ada minat membeli Helm, tetapi saya memang "berhenti" meng-scrool IG saya dan "berhenti" disebuah postingan helm. Mungkin durasi "berhenti" dan mengamati postingan itu, tidak lebih dari 30 detik. Tapi rupanya itu menjadi sebuah akses untuk e-commerce membaca ketertarikan saya.

Iseng dengan Pop Up (Notifikasi) itu kemudian saya click, dan saya dibawa ke salah satu landing page e-commerce dan ajaibnya ada di rak Aksesoris Motor.. Spesifik, sangat sesuai dengan minat saya.. wooww..

Apa yang terjadi? Saya merasa takjub dengan kemajuan teknologi masa kini, bahwa Big Data mampu membaca ketertarikan saya akan sesuatu. Dan ajaibnya data ini diterjemahkan menjadi perilaku (behavior) yang membuat e-commerce mencoba merayu saya untuk mampir, mengintip dan (mungkin saja) membeli. 

Data.. ya itulah data.. Di era digital seperti data menjadi kekuatan baru, data menjadi "Napas" industri. Data bukan hanya dokumen atau akses mengintip kontak kita, data disini pun termasuk berapa lama kita berinteraksi dengan media sosial. Media sosial mana yang paling sering kita buka, content apa yang paling sering kita lihat, dll.

Semua algoritma ini menjadi semacam panduan untuk para product owner segera "membuka lapak" nya di medsos atau portal berita yang paling sering kita buka. Jadi tidak heran, ketika sedang sedang mengikuti pemberitaan mengenai panasnya Hotman Paris dan Farmat Abbas, tiba-tiba ada iklan motor, iklan sepatu, atau bahkan pinjaman online.

Itu semua bukan random, tetapi memang muncul hanya untuk kita. Produk yang keluar dan "nonggol" pun adalah produk yang sesuai dengan minat kita. 

Lalu bagaimana mereka bisa mendapatkan data kita? Mungkin kita tidak sadar, ketika kita membeli handphone baru, kita akan registrasi gmail, google account, dan menginstal beberapa aplikasi. Nah itulah titik dimana para "pengamat" itu masuk ke sistem HP kita. Para pengamat itu mengumpulkan data kita dari berbagai kegiatan, di medsos, di email, atau bahkan ketika kita membuat Google Schedule. 

Ya mungkin saya yang kurang up to date, atau memang teknologinya yang semakin canggih, tetapi saya merasa data kini telah menjadi sebuah kekuatan baru. Saya akui kehadiran teknologi memudahkan kehidupan manusia diera sekarang, teknologi telah merubah segalanya. 

Mungkin benar kata seorang CEO Client yang saya temui dikesempatan meeting waktu itu, beliau berkata "Ilmu Pengetahuan akan tertinggal oleh Teknologi"..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun