Sebuah pemandangan yang menarik ketika melihat berita di TV, Koran, atau Media Sosial mengenai pertemuan Presiden RI Bpk. Joko Widodo dengan atlet bertalenta yang baru saja memenangkan juara dunia lari 100 meter U-20, Lalu Muhammad Zohri di Istana Bogor kemarin.
Ada rasa haru, bangga, dan bahagia melihat gaya Jokowi yang sangat membumi dan menerima kedatangan Zohri, bahkan Jokowi mengatakan secara langsung bahwa ada rasa janggal dalam hatinya ketika mendengar ucapan Zohri ketika ditanya awak wartawan bagaimana perasaaannya ketika diminta bertemu presiden, Zohri dengan polos mengartakan bahwa ia sangat bangga bisa bertemu langsung dengan 'orang besar'.
Jokowi dengan tegas mengatakan bahwa kalimat Zohri itu keliru, yang 'orang besar' itu bukan Jokowi tetapi Zohri. Jokowi memuji Zohri yang berhasil mengharumkan bangsa Indonesia dikancah olahraga internasional.
Sebuah kalimat tulus yang datang dari presiden negeri ini, ia tidak menempatkan diri sebagai orang nomor 1 di republik ini. Jokowi menempatkan diri sebagai perwakilan rakyat yang sangat bangga dengan prestasi Zohri, dan Jokowi (serta rakyat Indonesia) menaruh harapan besar akan prestasi Zohri dimasa mendatang.
Fenomena Zohri telah menyadarkan saya (atau kita semua) bahwa ketika kita mampu memberikan yang terbaik maka kita akan mendapatkan tempat yang terbaik. Sebelumnya tidak ada yang mengenal seorang Lalu Muhammad Zohri, tidak ada yang peduli dengan kejuaraan lari dunia, tapi ketika Zohri mampu membawa Indonesia menjadi yang terbaik di dunia, seketika ia menjadi sorotan. Tawaran bantuan datang dari sana-sini, banyak orang yang tiba-tiba peduli, dan bahkan kini Zohri memiliki tiket masuk menjadi TNI. Yang mencuat saat ini hanya apa yang diterima Zohri, yang kebanyakan dari kita tidak tahu adalah proses yang telah dilalui Zohri hingga ia mampu ada dititik ini.
Ia sama dengan kita semua, ia memiliki masalah dikehidupan, ia bergelut dengan kondisi yang serba kekurangan, proses ini ia lewati tanpa banyak orang tau, bagaimana Zohri harus berhutang kepada kakaknya untuk membeli sepatu lari, bagaimana ia berjuang dari tingkat daerah, provinsi, nasional, asia pasifik hingga akhirnya masuk ke kejuaraan dunia. Kita semua tidak tahu, yang kita tahu saat ini Zohri adalah juara dunia, ia mendapatkan banyak bonus, ia diberi rumah yang layak, emas 100 kg, dan bertemu Jokowi.Â
Ada sebuah proses yang panjang yang semua orang akan lalui sebelum ia menjadi bintang, proses penempaan ini sering menyakitkan, bahkan tidak sedikit harus "bermandi darah". Pertanyaannya adalah apakah kita menyadari bahwa saat ini kita sedang berproses? atau kita mengutuk sana sini atas situasi yang kita hadapi? Kita tidak tahu sudah sejauh apa proses ini berlangsung yang kita harus yakinkan adalah kita tetap berikan yang tebaik dibidang apapun yang kita lakukan.Â
Ketika kita melakukan yang terbaik, aura keberhasilan kita akan terpancar, cahaya itu bukan hanya dilihat orang disekitar kita tetapi juga orang lain diluar sana. Ketika anda melakukan pekerjaan anda sungguh-sungguh, tanpa anda sadari energi positif anda akan mengetarkan alam semesat untuk bekerja, dan bisa jadi panggung bintang datang bukan dari tempat anda saat ini.
Persiapkan bendera anda mulai dari sekarang karena setiap saat panggung kemenangan itu akan datang
#amazingzohri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H