Mohon tunggu...
Dedy Helsyanto
Dedy Helsyanto Mohon Tunggu... Konsultan - Peneliti

@dedy_helsyanto

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mendulang Rupiah dari Penyelenggaraan MOS/Ospek

11 Agustus 2010   15:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:07 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

[caption id="attachment_222987" align="alignleft" width="300" caption="Lokasi dagang"][/caption]

Masa Orientasi Siswa (MOS) yang biasa disebut Ospek sebelumnya merupakan tradisi penyambutan Mahasiswa Baru (MABA) di beberapa Universitas yang ada di Indonesia.Tujuan dari MOS atau Ospek yang sebenarnya adalah memberikan pendidikan kepemimpinan pada setiap calon maba dan juga memperkenalkan dunia teknis dan non teknis kampus kepada para maba.

Banyak faktor yang mempengaruhi terkikisnya fungsi dan tujuan MOS sebenarnya.MOS beberapa tahun belakangan ini identik dengan tindak kekerasan fisik dan kekerasan psikis.Kekerasan MOS/Ospek yang sudah banyak menelan korban jiwa, dikritik luas oleh para pakar Akademi sampai dengan masayarakat umum.Sempat terpikir wacana untuk penghapusan MOS yang menjadi tradisi dari kampus kebanyakan di Indonesia.

MOS dulu yang dikenal akan nilai senioritas dan perploncoan yang kental kemiliteran kini berubah bentuk wajah ke arah kemandirian dan kekaryaan.Dengan bentuk yang menarik dan unikMOS sekarang menuntut kreatifitas dari para maba, mulai dari membuat topi berbagai bentuk dengan kertas, tas karung gelang dengan benang, sepatu polos yang di cat warna-warni, dan lain-lain.

[caption id="attachment_222989" align="alignright" width="300" caption="Jalan masuk ke Kampus UI lewat Stasiun Pondok Cina"][/caption]

Selain nilai kepemimpinan, nilai kemandirian dan nilai kekaryaan yang menghiasi wajah baru MOS hari ini. Wajah baru Pedagang perlengkapan MOS pun menghiasi sudut-sudut kampus.Di Universitas Indonesia (Depok) yang setiap tahun ajaran baru menerima ribuan bahkan puluhan ribu mahasiswa, tradisi MOS merupakan tradisi yaang selalu dilaksanakan, peluang inilah yang dilihat dari segelintir orang,untuk berdagang perlengkapan MOS disekitar kampus tersebut.

Harga barang perlengkapan MOS pun beragam, mulai dari harga Rp.1.000,- bahkan sampai Rp.20.000,-..bayangkan saja keuntungan minimalnya jikalau dikalikan dengan 50% jumlah total seluruh maba yang ribuan atau bahkan puluhan ribu, cukup menggiurkan bukan?Harga tersebut tidak jadi masalah bagi beberapa mahasiswa baru yang terbatas waktu dan tempat untuk mengerjakan tugas kekaryaan dari MOS tersebut.

Ternyata wajah baru MOS hari ini di satu sisi membantu para maba, di sisi lain membuka lapangan pekerjaan bagi segelintir orang yang dapat menghidupkan beberapa orang.Prospek perkembangan usaha perlengkapan MOS ke depan cukup menjanjikan walaupun hanya menjamur pada saat pelaksanaan MOS tahun ajaran baru saja.Semoga ini bisa dijadikan inspirasi bagi para wirausaha yang ingin membuka usaha dengan modal sedikit dan untung yang banyak dalam waktu tertentu.

Salam...

[caption id="attachment_222991" align="aligncenter" width="300" caption="Para maba membeli barang perrlengkapan MOS"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun