Sudah lama, saya ingin menulis tentang ini, namun seringkali ada penghalangnya. Salah satunya adalah malas menulis.
Beruntung, kali ini saya mau menulis terutama tentang topik ini. Perempuan, miskin, dan menikah.
Beberapa waktu lalu, saya sempat melihat status di aplikasi obrolan daring dari seorang perempuan yang menyatakan keputusasaannya dalam membangun karier dan berharap segera menikah saja agar tidak lagi pusing memikirkan cara mendapatkan uang.
Menyedihkan!
Pertama, menyedihkan karena saya prihatin dengan dirinya. Kedua, menyedihkan karena saya laki-laki yang tidak bisa menggunakan pola pikir tersebut untuk saya terapkan ketika saya mulai merasa hidup 'kok gini amat'.
Ya, bukan hanya perempuan yang acapkali merintih sedih ketika kesulitan mengais rezeki halal. Laki-laki pun serupa walau tak sama.
Bahkan, saya kadang iri dengan perempuan karena mereka bisa mengambil jalur pintas dalam bermain 'game genre arcade' ini dengan cara mencari pacar dan memaksanya untuk menikahinya agar dapat terjamin hidupnya.
Ya, kalau pacarnya kaya.
Ya, kalau pacarnya anak orang kaya.
Ya, kalau pacarnya memang cinta kepadanya.