Namun, sebelum ada Covid-19, bermasker masih belum merupakan kebiasaan. Alasannya sederhana, butuh uang tambahan yang disisihkan untuk membeli masker. Klise!
Sebelum saya membeli masker kain, masker yang saya beli dulu pasti masker sekali pakai berwarna hijau dengan merek terbaik. Harganya juga cukup bikin mulut terkatup rapat, walau ada manfaat di balik penggunaannya.
Hanya, faktor ekonomi dan/atau pertimbangan prioritas membuat membeli masker lambat-laun ditinggalkan. Sampai akhirnya, muncullah Corona.
Kemunculan Corona membuat saya mau tidak mau kembali membiasakan diri untuk bermasker. Hingga kemudian, sekarang saya lebih nyaman menggunakan masker daripada tidak menggunakannya. Bahkan, saya menggunakan masker hanya untuk membeli nasi lalapan dengan jarak kurang dari 50 meter.
Hal ini pula yang saya pikir bisa berlaku dalam menerima vaksin. Walaupun, saya tidak menampik bahwa saat membaca berita-berita tentang vaksin--jauh sebelum vaksin resmi tiba, awalnya saya juga memikirkan kesangsian terhadap efektivitas vaksin.
Bukan soal merek dan asalnya, tetapi soal prosedur pengembangan vaksin. Saya mengetahui pengembangan vaksin itu baru bisa diberikan kepada manusia setelah melalui beberapa tahap pengujian, dan biasanya membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Tetapi, seiring berjalannya waktu saya memilih untuk sepakat dengan kehadiran vaksin, karena saya juga berpikir tentang kemajuan zaman. Zaman yang semakin maju membuat manusia dan teknologi semakin lebih baik kualitasnya daripada zaman sebelumnya.
Itulah yang membuat saya yakin bahwa vaksin Corona yang ternyata bisa segera hadir setahun pasca kemunculan virusnya, merupakan produk yang tepat. Mengenai tingkat efektivitasnya, saya belum tahu secara sah.
Kalaupun saya sudah membaca berita yang memuat perbandingan antara vaksin A, B, C, dan D, menurut saya itu bisa saja masih berupa konsep atau teori idealnya. Sedangkan faktanya, belum tentu demikian. Mengapa?
Karena, bisa saja pengaruh dari vaksin-vaksin itu akan beragam. Bisa saja tingkat efektivitasnya bergantung pada subjek yang diberikan vaksin tersebut.