KTM yang baru terjun ke MotoGP pada 2017, ternyata mampu memiliki progres yang bagus pada 2020. Ini suatu kejutan, karena seharusnya yang berkembang lebih dulu adalah Aprilia yang terjun di tahun yang sama dengan Suzuki.
Suzuki seperti yang kita tahu, telah berhasil menikmati kesuksesan yang ajaib di tahun 2020 dengan keluar sebagai juara dunia. Hal itu sebenarnya wajar terjadi, karena Suzuki memang telah berada di MotoGP sejak 2015, alias 6 tahun.
Artinya, jika Suzuki sudah kian matang, Aprilia juga begitu bukan?
Tetapi, pada kenyataannya tidak demikian. Justru, KTM-lah yang menyusul perkembangan besar yang dimiliki Suzuki. KTM bersama tim satelitnya sukses menjejak 3 kemenangan di musim 2020, dengan tim KTM Tech3-nya berhasil mengemas 2 kemenangan lewat Miguel Oliveira.
Ada 4 faktor yang dimiliki KTM yang mungkin tidak dimiliki Aprilia atau tim pabrikan lain.
Faktor pertama adalah eksperimen. Sejak awal penjajakan ke MotoGP, KTM sudah melakukan eksperimen yang sangat serius dan sedikit membuat kita bergeleng-geleng kepala. Apa sebabnya?
KTM melakukan perekrutan 4 pembalap untuk menjadi pembalap pengujinya (test rider). Mereka adalah Alex Hofmann, Mika Kallio, Randy De Puniet, dan Thomas Luthi. Empat pembalap yang sarat pengalaman itu dikerahkan untuk mengembangkan motor yang dapat bersaing di MotoGP.
Dari 4 nama itu, kemudian tersisa Mika Kallio yang juga dipercaya turun sebagai pembalap wild card di seri terakhir musim 2016. Dan, keputusan eksperimen dipertegas lewat perekrutan Pol Espargaro yang kemudian menjadi pembalap andalan KTM hingga 2020.