Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anis Hidayatie, from "Unknown" to "You Must See"

21 November 2020   07:59 Diperbarui: 21 November 2020   08:17 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis tentang sosok inspiratif, antara susah dan gampang. Susah, karena harus mengenal orang tersebut dengan lebih jeli. Gampang, jika kita sering mencari tahu atau mengikuti segala sepak terjang orang tersebut.

Sebagian besar penulis biografi, mereka adalah orang-orang yang berupaya dekat dengan calon subjek yang ditulis. Jika tidak sedekat itu, maka yang harus dilakukan penulis biografi adalah mencari segala referensi tentang sosok yang akan ditulis.

Selain itu, tulisan yang akan muncul juga tidak lepas dari subjektivitas si penulis. Jika si penulis menganggap subjek tulisannya sangat baik terhadapnya atau memberikan kebaikan secara jangka panjang, maka si penulis akan mengungkapkannya lewat tulisan.

Mungkin, pembaca tidak bisa mengidentifikasinya secara akurat. Tetapi, di antara pendapat- pendapat orang yang diungkap untuk menggambarkan sosok tersebut, si penulis pasti menyisipkan apa yang ia rasakan juga.

Hal itu akan semakin menguat jika misalnya tulisan biografi itu semi-fiksi. Biasanya yang semi-fiksi akan ada pengembangan interpretasi dari penulis terkait fakta yang dia temukan.

Namun, menulis tentang biografi, sebaiknya tetap berada di koridor nonfiksi. Artinya, apa yang ditulis adalah fakta. Jikalau ada yang harus ditutupi, itu bukan berarti menghilangkan kenyataannya.

Konsep yang sedemikian rupa penulis pahami untuk mencoba menulis tentang sosok inspiratif, bernama Anis Hidayatie. Mungkin bagi beberapa pembaca, nama ini terlihat asing.

Tetapi, nama ini bisa dikatakan sangat perlu untuk diketahui, karena kapabilitasnya tidak perlu diragukan. Khususnya dalam hal literasi.

Dewasa ini, kita bisa mendengar dan membaca tentang gawat daruratnya tingkat literasi masyarakat Indonesia. Namun, kegawatan itu tidak sepenuhnya dihadapi dan diselesaikan oleh orang-orang yang memprihatinkan situasi tersebut.

Terkadang statistik di PISA terkait literasi negara di dunia hanya menjadi hiasan di dalam artikel, jurnal, dan buku. Orang-orang yang menyematkannya belum tentu melakukan aksi nyata tentang cara memperbaiki statistik tersebut.

Statistik di PISA yang sering diprihatinkan. Gambar: via Zenius.net
Statistik di PISA yang sering diprihatinkan. Gambar: via Zenius.net
Walaupun kemudian ada, mereka juga tidak bisa terorganisir secara solid, kuat, serta dapat bertahan lama. Itu bisa dilihat dari bagaimana masyarakat melihat kegiatan literasi sebagai suatu hal yang sekarang viral, besok hilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun