Terbukanya permainan Arsenal membuat keuntungan tersendiri bagi Aston Villa. Mereka justru dapat menemukan celah untuk menciptakan peluang.
Hasilnya, The Villans sukses menambah dua gol lagi, dan membuat mereka unggul 0-3 sampai pertandingan berakhir. Sungguh tragis bagi Arsenal.
Sedangkan bagi Aston Villa, ini adalah hasil yang tepat untuk memperbaiki posisi setelah sempat bersama Everton menghuni dua teratas. Mereka juga telah berupaya membuktikan diri, bahwa kemenangan telak terhadap Liverpool dengan skor 7-2 bukan sepenuhnya kejutan.
Mereka memang berbahaya jika diberi kesempatan menyerang dengan cepat. Eksekusi-eksekusi spekulatif juga tidak jarang mereka lakukan. Itulah yang membuat mereka seharusnya tidak diberi kesempatan untuk membuat peluang.
Selain itu, jika fokus pada pertandingan di Emirates Stadium ini, permasalahan terbesar bagi tuan rumah adalah akurasi peluang. Mereka sebenarnya masih bisa mengkreasikan peluang, tetapi akurasinya yang sangat minim.
Itu berbanding terbalik dengan Aston Villa yang lebih efektif. Koordinasi pertahanan juga menjadi faktor lainnya--tidak rapat, walau Arsenal sebenarnya masih cukup bagus.
Tetapi, ketika ada sebuah tim yang berupaya mencari gol karena tertinggal lebih dulu, dan bermain di kandang--walau tanpa penonton, maka akan ada kebingungan. Itulah yang terjadi pada Arsenal.
Mereka bingung untuk bermain. Jika terus menyerang, ternyata tidak sepenuhnya akurat. Imbasnya, justru fokus bertahan mereka menjadi berkurang.
Walaupun, stadion saat ini tidak ada penonton, namanya rumah tetaplah rumah. Semua klub wajib bermain lebih inisiatif, dominan, dan tentunya dapat meraih hasil maksimal.
Tetapi, itu justru menjadi permasalahan bagi Arsenal. Mereka ingin dominan, tapi tidak ada penguasa di lini tengah yang mampu mengatur tempo bermain.
Begitu pula di depan. Tidak ada keefektifan di sana, ketika peluang sebenarnya tidaklah sedikit. Ini seperti saat mereka bertandang ke Old Trafford.