Pekan ketujuh Premier League menyajikan duel besar antara Manchester United vs Arsenal (1/11) di Old Trafford, Manchester. Bertindak sebagai tuan rumah, tentu Man. United dianggap akan dapat meneruskan penampilan impresif di laga sebelumnya, yaitu saat Marcus Rashford mengalahkan RB Leipzig, 5-0.
Selain kesamaan tempat dan kemenangan besar itu, Man. United diuntungkan dengan kondisi tim tamu yang mulai terseok-seok. Walaupun, keduanya sama-sama tampil tanpa noda di laga Eropa, tetapi khusus di Premier League Arsenal terlihat menurun.
Salah satunya adalah ketika Arsenal dikalahkan Leicester City (0-1) di pekan ke-6 di Emirates Stadium. Berdasarkan laga itu, Arsenal dikhawatirkan akan menjadi santapan empuk bagi lini serang Man. United.
Namun, ketika para pendukung The Red Devils lebih percaya diri daripada pendukung The Gunners, kenyataan di lapangan justru berbeda. Hal itu juga mulai terlihat sejak awal permainan dimulai.
Manchester United terkesan menunggu dibandingkan Arsenal yang mendapat kesempatan menguasai bola. Sepertinya, Ole Gunnar Solskjaer menginstruksikan para pemainnya untuk mengincar serangan balik, daripada menguasai bola lebih banyak.
Namun, strategi itu tidak dapat berjalan mulus, karena lini pertahanan Arsenal cukup tanggap dengan pola menyerang lawan. Ada beberapa kesempatan bagi Man. United mengarahkan bola ke pertahanan Arsenal, tetapi terganjal oleh jebakan offside.
Beruntung, peluang-peluang Arsenal tidak berbuah ancaman yang akurat. Alhasil, babak pertama kedudukan masih imbang, 0-0.
Memasuki babak kedua, sepertinya tim tuan rumah mencoba langsung bermain serius. Mereka menguasai bola dan memberikan tekanan kepada lawan.
Hanya, permasalahannya ketika Bruno Fernandes dkk. mengambil inisiatif, maka Arsenal bisa memanfaatkan serangan-serangan balik. Bahkan, Arsenal mampu memperbaiki buruknya penyelesaian akhir dengan mulai mencetak peluang akurat ke gawang David De Gea.
Nahasnya bagi Manchester United, salah satu dari dua peluang on target Arsenal merupakan eksekusi tendangan penalti. Penalti itu tercipta setelah Bellerin dilanggar oleh Paul Pogba.