Baru pertama kali, penulis merasakan atmosfer semangat dalam menantikan laga derbi bertajuk "Derby of Merseyside". Hal itu tertuang dalam tulisan sebelumnya.
Lalu bagaimana dengan hasilnya?
Laga yang digelar di Goodison Park (17/10), dan mempertemukan tuan rumah Everton vs Liverpool, harus berakhir imbang dengan skor 2-2. Jika kemudian dipertanyakan apakah sesuai ekspektasi, sebenarnya tidak.
Tetapi, hasil laga itu telah mencerminkan untuk pertama kalinya Everton berupaya keras untuk tidak kalah dari Liverpool. Bukan berarti, penulis mengabaikan torehan 3 kali hasil imbang di pertemuan sebelumnya di tempat yang sama. Tetapi, di laga ini upaya Everton untuk meraih hasil yang tidak buruk sangat terlihat.
Mereka berupaya bertarung dengan sesuai kekuatan mereka. Pada babak pertama, mereka lebih fokus menjaga pertahanan dan memanfaatkan celah-celah pertahanan Liverpool untuk mencuri peluang.
Ketika Seamus Coleman dkk. kehilangan bola, mereka berupaya menekan penguasaan bola lawan sedini mungkin. Kesannya memang buruk jika dilihat dari kacamata pendukung Liverpool, karena permainan Everton seperti berusaha merusak kepercayaan diri Sadio Mane dkk.
Banyak pelanggaran terjadi, baik yang terlihat disengaja maupun yang seperti kecelakaan. Tentu, sangat mengecewakan ketika melihat Virgil van Dijk harus cedera karena ditabrak Jordan Pickford. Namun, itu masih dalam bagian permainan.
Menurut penulis, belum ada indikasi mencoba mencederai lawan dengan bumbu sentimentil pada kejadian tersebut. Artinya, apa yang terjadi masih dalam upaya menghalau peluang milik lawan.
Hal ini sebenarnya juga terjadi pada pelanggaran-pelanggaran yang menimpa Sadio Mane dan Thiago Alcantara. Kedua pemain itu memang paling banyak mencoba menguasai bola untuk menciptakan peluang.
Hanya, Liverpool di babak kedua mencoba bermain sporadis. Mereka seperti ingin memancing keluar Everton, agar tidak terlalu menumpuk pemain di area tengah atau daerah pertahanannya.