Awalnya saya melihat game (gim) ini seperti gim anak-anak. Alasannya sederhana, melihat tampilan player-nya seperti sosok astronot dan tidak begitu detil anatominya, sekilas ini seperti gim (maaf) low-budget.
Bisa saja pandangan ini terpengaruh oleh aneka gim populer dewasa ini yang memanjakan mata dengan tampilan 3D yang luar biasa. Contohnya seperti PUBGM, CODM, Free Fire, hingga gim battle arena seperti Mobile Legend (ML) dan AoV.
Bahkan jika ditarik mundur, gim seperti Clash of Clan (CoC) masih memanjakan mata. Ini membuat kehadiran Among Us awalnya saya anggap sebagai gim underrated.
Baca juga: Game Among Us Fenomenal (Reno)
Namun, ternyata gim ini telah dimainkan oleh banyak orang. Bahkan, salah satu grup di media chatting saya terdapat banyak orang yang membicarakannya dan sering membuat sesi main bareng (mabar). Padahal uniknya, grup tersebut bukan grup fan base gim online.
Dari situlah, saya kemudian mulai mengetahui pernak-pernik tentang Among Us. Secara pribadi, saya bahkan langsung mencoba mengartikan secara harfiah bahwa gim ini dapat menjadi miniatur kehidupan sosial kita.
Itulah kenapa namanya Among Us. Tentu, saya tidak langsung mengkrosceknya ke para game developer-nya. Tetapi, saya berpikir bahwa gim ini bisa saja menjadi media sindiran bahwa kehidupan kita entah sadar atau tak disadari juga seperti itu.
Sebenarnya apa sih yang membuat saya mencocokkan Among Us dengan kehidupan sosial?
Pembentukan sistem berkelompok
Saya mengetahui bahwa gim ini menggunakan sistem berkelompok. Para pemain berkumpul di dalam kapal luar angkasa dan membentuk tim. Mereka kemudian memiliki status berbeda yaitu 'crew' dan 'impostor'.
Begitu pun dengan adanya pembagian status, yaitu crew dan impostor. Maka kita akan ingat bahwa di dalam sistem kehidupan, di antara kita ada yang dapat memperoleh status tertentu, dan ada yang hanya menjadi bagian dari sebuah tim itu.
Sistem diskusi dan pengambilan suara