Jika membaca istilah Korea, sebagian besar orang berpikir tentang K-drama atau istilah bekennya di Indonesia adalah drakor. Maklum, sejak 2000-an masyarakat Indonesia sudah mulai menggandrungi tontonan drakor di tv nasional.
Bagi yang suka kolosal, tentu serial "Jang-geum" atau "Jewel in the Palace" adalah yang favorit. Begitu pun bagi yang suka serial ala-ala sinetron, maka "Full House" adalah yang paling viral di kalangan ibu-ibu muda dan mbak-mbak di masa itu.
Lalu, bagaimana dengan para penggemar sepak bola?
Pengaruh kekoreaan bagi bapak-bapak, om-om, dan mas-mas kala itu termediasikan dengan adanya nama Park Ji-sung. Memang, ada pula nama Ahn Jung-hwan. Namun nama JS Park lebih membekas di ingatan, karena selain menjadi pemain Manchester United, dia adalah salah satu pemain inti di era kepelatihan Sir Alex Ferguson.
Tentu, ini menjadi suatu kebanggaan, khususnya bagi penggemar sepak bola Liga Inggris (Premier League) yang berasal dari Asia. Melihat pemain Asia dan menjadi bagian dari pemain utama jelas terasa spesial. Ditambah di masa itu, melihat pemain Asia di kompetisi tertinggi di Eropa masih langka, alih-alih sering dimainkan.
Figur-figur pesepakbola Asia kala itu masih kalah telak dengan pesepakbola asal Afrika dan Amerika Selatan. Bahkan, bisa saja kalah dengan Australia--masih menjadi wakil Oceania--yang seolah masih diuntungkan dengan hubungan diplomatis (kenegaraan) antara Inggris dan Australia.
Itulah kenapa saat itu kita bisa mengenal pemain legendaris asal Australia seperti Mark Viduka, Harry Kewell, Tim Cahill hingga Mark Schwarzer. Bahkan, nama terakhir menjadi pemain yang sangat melekat dengan Premier League karena pernah membela banyak klub, salah satunya Chelsea.
Kembali berbicara tentang pemain Korsel di Eropa, kini ada beberapa pemain yang sudah mendapatkan perhatian dari penggemar bola, seperti Ki Sung-yueng (KISY), Hwang Ui-jo, dan Son Heung-min. Nama terakhir bahkan sangat populer dalam dua musim terakhir.
Faktornya sudah sangat jelas, karena peran Son semakin vital untuk klubnya, Tottenham Hotspur. Klub asal London Utara itu dalam dua musim terakhir tak hanya bergantung dengan Harry Kane, namun juga Son.
Seolah memperbaiki generasi sebelumnya yang hanya berhasil menempatkan Ji-sung sebagai idola di Eropa, kini Korsel terlihat mampu memunculkan pemain-pemain berkualitas di Eropa. Setelah munculnya Son, kini ada nama baru yang siap meramaikan deretan oppa Korea di rumput hijau, yaitu Hwang Hee-chan.