Sudah cukup lama, masyarakat Indonesia hidup dengan kebiasaan baru. Dari jaga jarak sosial, jaga jarak secara fisik, belajar di rumah, bekerja dari rumah, dan tentunya tetap di rumah.
Pasti awalnya banyak orang yang mengeluh tentang perubahan gaya hidup yang nyaris mencakup segala hal. Karena tidak hanya tentang bekerja dan belajar, beribadah pun ternyata ikut terpengaruh.
Mau tidak mau, dan tentunya banyak menimbulkan dilema bagi siapa saja. Tetapi, bukankah kita harus tetap sehat dan berupaya bangkit bersama untuk melawan corona?
Meski memiliki tekad demikian, kita tentu tidak bisa turun ke jalan lalu berteriak, "Ayo usir corona!". Karena, justru cara semacam itu akan memberikan santapan empuk bagi corona.
Sebenarnya sudah cukup banyak imbauan baik secara teoritis, akademis, medis, hingga agamis tentang bagaimana cara yang bijak untuk melawan corona. Hingga akhirnya kita tetap harus sepakat bahwa melawan corona adalah dengan tetap di rumah.
Inilah yang kemudian membuat kita harus menyesuaikan diri dengan keputusan tersebut. Berbagai hal pun muncul pada kehidupan sehari-hari kala pandemi ini.
Baca juga: Yuk, Melihat Covid-19 dari Kaca Mata Berbeda! (Nursini Rais)
Di situlah letak awal tubuh dapat kekurangan imunitas. Jadi, melawan corona juga harus dengan asupan gizi yang tetap terjaga. Tetap makan yang cukup, ya!
Lalu, ada pula inovasi tentang bagaimana cara bekerja dengan tetap koordinatif agar tak ada miskomunikasi antar pihak yang terkait. Itulah mengapa dewasa ini marak adanya telekonferensi dengan memanfaatkan berbagai macam aplikasi atau software berbasis video call.
Ada banyak layanan daring yang menyediakan fitur telekonferensi dari yang paling populer seperti Skype, Google Hangouts, hingga yang kini banyak menjadi perbincangan secara global; Zoom.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!