Sekitar seminggu lebih Indonesia telah hidup dengan situasi yang sedikit berbeda. Benar, masih sedikit, karena penulis berpikir bahwa di daerah lain, bisa saja aktivitas normal--seperti saat tanpa corona--masih ada.
Ini hanya praduga penulis, jadi tidak perlu cemas untuk menanyakan kepastiannya. Karena, sejak terakhir penulis menemui adanya hajatan di sekitar domisili, pasca kebijakan Work from Home (WFH) pada 16 Maret kemarin, penulis sudah tidak menemukan lagi adanya kegiatan kumpul-kumpul.
Tentu masih tidak jauh-jauh dari profesi. Ini adalah tulisan ketiga tentang profesi di kala virus corona (nahasnya) resmi melanda Indonesia.
Artikel pertama membahas tentang tiga profesi yang masih bekerja dan dibutuhkan oleh masyarakat. Pertimbangan penulis mengungkapnya karena sangat dekat perannya terhadap kehidupan perantau yang memilih tetap “stay at home” dan otomatis masih mengandalkan ketiga profesi itu untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Selengkapnya: Mereka Masih Bekerja Kala Ada Covid-19
Tulisan kedua adalah tentang John Obi Mikel. Dia adalah pesepakbola pertama yang beraksi terhadap kebijakan sepak bola saat virus corona positif menjadi pandemi. Seperti diketahui, corona juga melanda negara tempat Obi Mikel bermain, Turki. Namun, sayangnya pihak liga belum segera menghentikan kompetisi di saat negara lain sudah menghentikannya.
Akhirnya, Obi Mikel memilih untuk memutus kontraknya dengan klub yang menaungi eks pemain Chelsea itu, Trabzonspor. Uniknya, pasca pemutusan kontrak itu, pihak liga akhirnya menghentikan kompetisi, dan ini membuat penulis merasa jengkel karena kelambanan reaksi otoritas itu membuat seorang profesional harus kehilangan pekerjaannya demi keselamatan dan keluarga.
Selengkapnya: John Obi Mikel Pilih Keluarga daripada Profesi
Lalu untuk tulisan kali ini, penulis ingin mengungkap fakta selanjutnya tentang profesi, yaitu selebriti. Kebijakan WFH sepertinya tak berlaku untuk pelaku jagat hiburan, khususnya di Indonesia. Terbukti, mereka tetap beraksi di layar tv untuk menghibur masyarakat.
Ditambah dengan WFH, maka sudah pasti perhatian masyarakat terhadap media hiburan lebih meningkat dibandingkan sebelumnya. Maksudnya, intensitas masyarakat untuk menonton hiburan di tv lebih banyak, karena mereka sudah mulai konstan di rumah dibandingkan sebelumnya.