Mereka pun akhirnya tetap seperti "anak bawang" -meski juara di Bundesliga dan DFB Pokal- ketika harus berhadapan dengan Bayern Munchen di final Liga Champions.
Mereka butuh pengalaman lebih dan spirit sejarah untuk dapat meraih hasil maksimal di level tertinggi dan itulah yang kebanyakan berada di klub-klub besar. Sedangkan untuk Dortmund, pasca hengkangnya Klopp ke Liverpool, klub ini harus rebuilding meski dengan warisan yang masih tersisa.
Itulah yang membuat klub ini memiliki tuntutan yang berbeda kepada para pemainnya, khususnya pemain mudanya, dan itu sangat bagus bagi mereka. Karena, dengan keberhasilannya membawa Dortmund berprestasi, kiprah mereka secara individu juga akan meningkat dan menarik minat banyak klub besar di masa depan.
Hal ini tidak akan terjadi bagi para pemain muda yang langsung bermain untuk tim besar. Saat ini, kita memang bisa melihat aksi Marcus Rashford dan Tammy Abraham sebagai pemain muda yang menjadi tumpuan klubnya masing-masing.Â
Namun, mereka masih sulit untuk menyamai performa pemain-pemain yang terbiasa digembleng dari bawah -sebenarnya Tammy awalnya di Divisi Championship sebelum naik kasta Premier League.
Jadi, jika Erling Haaland ingin mengikuti jejak penyerang-penyerang yang masih konsisten hingga usia matang, pilihannya adalah tepat untuk berada di Signal Iduna Park.
Alasan kedua adalah persaingan. Di level yang lebih tinggi dengan klub yang bernama besar, maka persaingan antar pemain akan lebih berat. Mustahil bagi seorang pemain yang hobi bermain bola justru harus banyak duduk di bangku cadangan. Setiap pemain pasti ingin bermain,
Itulah yang akan menjadi ganjalan terhadap karir Haaland jika bergabung di Manchester United. Karena, tingkat keyakinan manajer/pelatih di klub besar terhadap pemain muda tidak sebesar pelatih di klub-klub kelas menengah atas seperti Dortmund, Ajax, RB Leipzig, Atletico Madrid, dan lainnya.
Bahkan, pemain yang awalnya terlihat akan menyegel starting line-up seperti Mathijs De Ligt (Juventus), Frenkie De Jong (Barcelona), hingga Nicolas Pepe (Arsenal), juga masih diragukan untuk tampil rutin bersama klub barunya. Begitu pula pada pemain yang terlihat kalah senior, seperti Gabriel Jesus di Manchester City.