Hal ini dapat dicontohkan dengan terpilihnya Brazil, Jepang, Korea, Polandia, dan lainnya sebagai tuan rumah Piala Dunia ketika mereka juga telah akrab dengan turnamen skala Piala Dunia di kelompok umur (junior).Â
Pemilihan tuan rumah ini juga biasanya akan terus berputar di negara-negara tersebut (yang pernah menggelar event berskala sama).Â
Sehingga, potensi pemilihan tuan rumah di level lainnya maupun bidang olahraga lainnya juga akan menjadi pertimbangan besar bagi asosiasi olahraga internasional.
Contoh paling aktual adalah pemilihan Indonesia untuk menjadi tuan rumah Formula-E. Event balap yang mulai dipopulerkan pada 2014 tersebut akan digelar di Jakarta.Â
Sehingga, pihak pemerintah daerah ibukota tersebut segera bergerak untuk membangun sirkuit dan tentunya perlu mengucurkan banyak dana untuk merealisasikannya.
Jika Formula-E benar-benar "mampir" di Indonesia, maka event balap lain pun dapat hadir di depan publik Indonesia, yaitu Formula 1. Event balap yang tak kalah bergengsinya dengan MotoGP bisa saja turut mengikuti jejak MotoGP untuk hadir ke Indonesia.
Meski animo masyarakat Indonesia terhadap event balap jet darat tak seheboh MotoGP, namun Indonesia sepertinya perlu untuk terus mendekati peluang untuk menjadi host berbagai ajang olahraga. Karena, sepertinya melalui cara itulah Indonesia akan kian diperhitungkan dan memiliki potensi untuk menjadi negara maju.
Melalui banyaknya event olahraga di Indonesia, potensi kenaikan devisa negara melalui kunjungan pariwisata dari turis manca negara akan terwujud. Sehingga, pertumbuhan ekonomi akan ditargetkan meningkat dan itu dapat dibuka gerbangnya oleh segala macam event olahraga yang tergelar di Indonesia.
Memang, misi ini juga ada sisi negatifnya. Yaitu, biaya pengeluaran negara untuk membangun infrastruktur setinggi standar internasional tidaklah murah.Â
Maka, tak mengherankan jika ada kabar simpang-siur yang menyatakan bahwa akan ada pemangkasan dana negara ataupun dana daerah yang awalnya dialokasikan ke bidang tertentu, justru akan dialokasikan ke event olahraga, seperti event Formula-E.
Tentu kabar ini membuat masyarakat memiliki tanggapan yang beragam. Ada yang pro dan tentunya ada yang kontra. Namun dengan pola ini ataupun pola-pola yang lain -untuk memajukan Indonesia di kancah internasional, Indonesia memang sudah seharusnya berani "bertarung" di meja internasional.Â